Money
Siasat Kartu Kredit

16 Oct 2011

Ini dia‘penyakit’ wanita yang bikin pengeluaran jadi berantakan, yaitu biaya untuk membayar utang kartu kredit. Ngaku, deh, banyak dari kita yang menganggap kartu kredit adalah sumber keuangan. Mentang-mentang punya kartu kredit, jadi merasa mampu beli apa saja. Soal bayar tagihan, ah, itu urusan nanti. Kan, bisa dicicil.

Padahal, kalau semua penghasilan kita larinya untuk membayar kartu kredit, terima gaji di bulan berikutnya pun tidak ada artinya karena harus bayar tagihan lagi. Prita Hapsari Ghozie, perencana keuangan dari Zap Finance mengatakan, idealnya pengeluaran untuk utang (rumah, mobil, termasuk kartu kredit) maksimal 30% saja dari total penghasilan. “Yang harus  dijadikan patokan adalah besarnya cicilan. Jumlah itu harus kita keluarkan terlebih dulu dari penghasilan kita. Jangan sampai, sudah utang, lalu kita ngemplang. Setelah cicilan dibereskan, kalau mau menaikkan standar life style, ya, silakan saja.”
 
Meski bisa jadi ‘jebakan batman’, kartu kredit merupakan barang penting bagi kita. Selain sebagai pengganti uang tunai (karena lebih aman), kartu kredit juga bisa sebagai penyelamat di saat emergency. Tapi ingat, betul-betul emergency, misalnya ketika Anda tiba-tiba harus masuk rumah sakit dan butuh dana,  sementara Anda tak sempat ke ATM.
Agar Anda tidak kejeblos dalam jurang utang kartu kredit, limit kreditnya sebaiknya sama besar dengan penghasilan Anda. Kalau kartu kreditnya tiga, ya, total limit ketiganya besarnya tetap sama dengan penghasilan per bulan. “Maksudnya, kalau sampai ada tunggakan kartu kredit, kita tetap bisa membayar. Kalau tagihan kartu kredit Rp10 juta, sementara penghasilan Anda hanya Rp5 juta per bulan, bagaimana cara Anda membayarnya?” tanya Prita.

Karena fungsinya sebagai pengganti uang tunai, maka cara membayarnya pun harus full payment. Prita mengatakan, “Kalau Anda misalnya belanja sepatu di bulan Desember, lalu bulan Januari Anda hanya membayar minimal tagihan, maka sisa tagihan akan berbunga, dan terus berbunga di bulan- bulan berikutnya, sampai Anda membayar tagihan secara penuh. Menunggak tagihan kartu kredit harus dihindari karena, kalau sampai menunggak, bunganya bisa mencapai 60%.”


Selektif Memilih Kartu

Menurut Prita, boleh saja orang tak punya kartu kredit. Tapi sebaiknya,  setiap orang punya satu. Kalau tidak ingin dipakai, ya, tidak usah disimpan di dompet. Taruh di rumah saja dan dipakai hanya dalam keadaan emergency. Lebih dari itu, ada alasan lain mengapa orang perlu memiliki kartu kredit. “Dengan memiliki kartu kredit, data kita tercatat di Bank Indonesia. Ini diperlukan manakala kita mengajukan kredit ke sebuah bank. Prosesnya relatif lebih mudah, bila nama kita tercatat, apalagi kalau catatan pemakaiannya baik,” jelas Prita.

Tak kalah penting selain penggunaan kartu kredit adalah memilih kartu kredit. “Jangan terjebak memilih kartu kredit yang banyak memberikan diskon belanja, karena artinya Anda disuruh belanja dan belanja,” pesan Prita. Lalu, seperti apa kartu kredit yang 'ideal'?

Pertama, pilih kartu kredit yang bunganya kecil. Kedua, pilih yang memberikan poin setiap kali kartu dipakai. Dari pengumpulan poin, bukan tidak mungkin Anda mendapatkan reward berupa barang-barang berharga. Kadang-kadang point reward ini juga bisa ditukar dengan biaya tahunan. Artinya, Anda tidak perlu mengeluarkan biaya ratusan ribu rupiah untuk membayar biaya tahunan (annual fee). Ketiga, pilih bank yang menawarkan bebas biaya tahunan. Kesimpulannya, Anda dapat manfaat lain selain penggunaan kartu kredit itu sendiri.


Prillia Herawati





 


polling
Seberapa Korea Anda?

Hallyu wave atau gelombang Korea masih terus 'mengalir' di Indonesia. Penggemar KDrama, Kpop di Indonesia termasuk salah satu yang paling besar jumlahnya di dunia. Lalu seberapa Korea Anda?