Anggotanya beraneka ragam. Ada yang pelajar SD, sarjana, lulusan S-3, ada juga dari kalangan militer. Kegiatan rutin BETA-UFO tak hanya diskusi online setiap hari di mailing list, facebook page dan group, twitter (http://twitter.com/betaufo), serta website (http://beta-ufo.org), tapi juga temu muka tiap tahun, biasanya di Jakarta. “Selain itu, banyak pertemuan informal antaranggota untuk membahas tentang ufologi (ilmu yang menyelidiki fenomena UFO). Topik disesuaikan dengan kejadian di daerah masing-masing,” tutur Bayu, staf di perusahaan pengembangan software komputer.
Para anggota biasanya membahas peristiwa penampakan UFO terkini, bersama menyaksikan rekaman penampakan UFO, mendengarkan penuturan saksi penampakan UFO. Semua itu berlangsung dalam suasana santai dan hangat. Serunya, mereka pun melakukan investigasi lapangan. “Misalnya, peristiwa jatuhnya meteor di Duren Sawit, Jakarta, 2010. Juga fenomena crop circle yang muncul di daerah Yogyakarta, awal tahun 2011,” kata Bayu.
Tak mau sekadar main-main, komunitas ini membentuk 3 divisi untuk melakukan penelitian. Yaitu, Tim Investigasi Lapangan, yang bertugas meneliti dan mengumpulkan bukti di lapangan pada kasus-kasus penampakan UFO dan fenomena yang berkaitan. Lalu ada Tim Analisis Laporan Penampakan UFO yang menelaah laporan tulisan, video, foto, dan hasil rekaman wawancara dengan saksi mata perjumpaan dengan UFO. Ada juga Tim Standarisasi, yang menciptakan standar panduan, dan membakukan proses kerja yang berhubungan dengan investigasi UFO. “Dari situ kami bisa mengambil kesimpulan keaslian peristiwa. Apakah lemah, meyakinkan, atau malah direkayasa alias hoax,” tutur Bayu, serius.
“Melalui BETA-UFO, banyak sekali saksi mata penampakan UFO yang akhirnya berani untuk muncul dan menceritakan pengalamannya. Termasuk, pengalaman diculik alien,” lanjut Bayu. Setidaknya, ada 11 kasus yang tercatat di database BETA-UFO yang bisa dibaca bebas di website komunitas. Yang paling terkenal adalah kasus Sudjana Kerton (almarhum), seniman dari Bandung yang mengaku kedatangan sebuah piring terbang dan dibawa masuk tanpa bisa melawan oleh dua makhluk mirip robot setinggi 95 cm, tahun 1979.
Dan yang terbaru, penuturan Gatot Tri R. yang mengalami kejadian di-‘teleport’ masuk pesawat angkasa asing pada tahun 2004. “Kami memang sering disepelekan oleh mereka yang tidak percaya. Tapi, data-data yang berhasil kami kumpulkan memang menjurus pada bukti bahwa fenomena UFO itu nyata dan global,” beber Bayu. (f)
Ingin belajar merajut? Gabung dengan komunitas ini!