Health & Diet
Serba-Serbi Indeks Glikemik

27 Jul 2012


Menurut ahli pangan dari Institut Pertanian Bogor, Dr. Ir. Nuri Andarwulan, M.Si, secara sederhana, indeks glikemik (IG) diartikan sebagai tingkat kecepatan makanan mengandung karbohidrat yang dapat diserap oleh tubuh menjadi gula darah. Nuri telah melakukan penelitian tentang hal ini. Ia melibatkan 10 orang yang diambil sampel darahnya setelah mereka berpuasa selama 8 hingga 10 jam pada malam harinya.

Usai pengambilan sampel darah pertama, kesepuluh orang tersebut makan roti tawar putih dengan kandungan karbohidrat 50 g yang setara dengan glukosa murni. Selama dua jam setelah makan, setiap 30 menit, sampel darah mereka diambil lagi. Hasil sampel itu membentuk kurva yang dapat menjelaskan IG dari roti tawar putih tersebut, yang dijadikan acuan untuk pengukuran IG makanan lainnya.

Keesokan harinya, sampel darah ke-10 orang tersebut dites kembali setelah mengonsumsi jenis makanan lainnya dengan kadar karbohidrat 50 g, untuk mengetahui perbandingan makanan tersebut dengan angka acuan. “Jadi, suatu makanan dikatakan memiliki IG TINGGI jika kadar IG-nya 71 hingga 100, SEDANG jika IG-nya 51 hingga 70, dan RENDAH jika IG-nya kurang dari 50,” jelas Nuri. Apa yang dilakukan Nuri ini juga  sama dengan yang dilakukan para nutrisionis umumnya. 

Karena makanan dengan IG yang rendah diserap tubuh menjadi gula darah dengan lebih lambat, maka kadar gula darah dalam tubuh pun menjadi lebih terkontrol. Tak heran jika kemudian pola ini sangat dianjurkan untuk penderita diabetes.

“Pada penderita diabetes tipe 1, tubuhnya kurang mampu memproduksi insulin. Sedangkan penderita diabetes tipe 2, tubuhnya kurang mampu merespons insulin yang dihasilkan pankreas. Padahal, insulin bertugas membawa glukosa ke seluruh jaringan tubuh, sehingga glukosa tidak menumpuk di dalam darah yang menyebaban kadar glukosa darah tinggi,” papar Nuri.

Sebenarnya, gula darah tidak sepenuhnya jahat karena bermanfaat sebagai pemasok energi. Hanya saja, kadarnya harus tepat, tidak boleh terlalu tinggi ataupun rendah. Sayangnya, karena tubuh penderita diabetes tidak mampu mengelola kadar gula dalam darah, maka tubuh mereka selalu kekurangan energi. Akibatnya, tubuh memberi sinyal ke otak untuk merangsang rasa lapar, sehingga menimbulkan keinginan untuk banyak makan.

Yang bahaya, ketika penderita diabetes makan lebih banyak karena merasa lapar, makanan yang mereka konsumsi justru akan  makin meningkatkan kadar gula dalam darah tanpa ada peningkatan energi. Di situlah manfaat mengonsumsi makanan IG rendah yang dapat diserap menjadi gula darah dengan lebih lambat oleh tubuh. Ibaratnya, makanan yang dimakan disesuaikan dengan kondisi dan kemampuan insulin pada tubuh penderita diabetes dalam merespons gula darah yang dihasilkan.(f)        



 


polling
Seberapa Korea Anda?

Hallyu wave atau gelombang Korea masih terus 'mengalir' di Indonesia. Penggemar KDrama, Kpop di Indonesia termasuk salah satu yang paling besar jumlahnya di dunia. Lalu seberapa Korea Anda?