Trending Topic
Sandy Datang, Warga Pun Resah

31 Oct 2012

Nawan Sakirman (61), perempuan asal Surabaya yang telah menetap di Manhattan selama 34 tahun, tinggal di Zona A, yang merupakan zona paling rawan terhantam badai ini. Sebenarnya, tiga hari sebelum topan Sandy menerjang, seluruh penghuni apartemen tempat Nawan tinggal yaitu di Avenue C & 12th St, sudah mendapat peringatan untuk evakuasi.

Namun, sebagian dari mereka termasuk Nawan, tidak terlalu memedulikan informasi tersebut. Sebab, tahun lalu sebelum topan Irene menerjang, mereka juga sudah mengungsi namun tidak terjadi apa-apa. Jadi, Nawan dan suaminya memilih untuk tetap tinggal di dalam apartemen.

Tak disangka, topan Sandy datang menerjang begitu dahsyat. “Selama puluhan tahun saya tinggal di sini, tidak pernah ada kejadian mengerikan di depan mata saya. Dari jendela apartemen, saya melihat angin dan pohon-pohon tumbang. Mobil-mobil yang diparkir di jalanan tenggelam,” jelasnya sambil terbata-bata.

Nawan mengaku gemetaran dan menangis tersedu-sedu saat kejadian berlangsung sambil menelepon keluarganya di Indonesia dan anaknya yang tinggal di Brooklyn. “Suami saya menyuruh agar saya banyak berdoa. Dia mengatakan, jika kita beriman, pasti selamat,” Nawan menjelaskan.

Sehari sebelum topan Sandy datang, pensiunan dokter gigi ini tel;ah mempersiapkan air galon yang cukup banyak, lilin, dan senter untuk berjaga-jaga bila listrik dipadamkan. Dari hari Minggu (28/10) malam, angin sudah mulai bertiup kencang. Senin (29/10) pukul 17.00  angin kencang berusaha menerobos masuk apartemennya. Setengah jam kemudian, banjir bandang hadir. Puncaknya, pukul 20.30 listrik pun padam.

Sementara itu, Lindsey Power, (30), yang tinggal di area Midtown Manhattan tepatnya di 9th Ave dan 35th St, mengaku tidak mendengar embusan dahsyat topan Sandy. “Saya hanya mendengar beberapa menit, lalu sepi. Saya pun bingung. Kok, badainya lewat hanya begini saja?” ia berujar.

Sehari-hari, Lindsey bekerja di area Financial District yang saat ini masih tanpa listrik. Kantor Lindsey diliburkan sejak Senin kemarin hingga mendapat kabar selanjutnya dari pimpinan perusahaan.

Berbeda dengan Lindsey, Audria Maharani Zahiruddin Tandjung, (18), yang baru tiga bulan menjadi mahasiswi New York University (NYU), terpaksa mengungsi ke hotel di daerah Upper West Side. “Saya tinggal di asrama mahasiswi NYU, di Lower East Side. Ini salah satu area yang  juga paling parah terkena badai. Tidak ada listrik, air dan pemanas. Padahal, sekarang udara sudah mulai dingin. Jadi, rasanya tidak nyaman tinggal di sana,” ungkap Audria.

Audria mengaku sempat cemas akan kejadian ini, karena dia sempat tidak bisa menghubungi keluarga baik yang berada di Manhattan maupun di Jakarta. Audria yakin kalau setelah semuanya kembali normal, ia akan bisa menikmati kembali menjadi warga baru di New York City.

Chelsea Zimmerman (39), yang tinggal di area bergengsi 5th Avenue, menjelaskan bahwa ia mendengar suara angin ribut yang mengerikan. “Sejak Senin pukul 16.00, saya sudah berada di apartemen, tidak keluar rumah sesuai dengan peringatan dari pemerintah. Saya sudah mempersiapkan makanan, camilan, dan minuman untuk persediaan bila listrik dipadamkan. Tapi untungnya, daerah saya tidak terkena pemadaman listrik,” jelasnya. Bahkan, keesokan harinya, Selasa 30 Oktober 2012, Chelsea sudah bisa lari pagi di sekitar pinggiran Central Park sambil melihat pohon-pohon besar yang tumbang.

Khairiyyah Sari
FOTO: © Steven Greaves/Corbis

Baca juga:



 


polling
Seberapa Korea Anda?

Hallyu wave atau gelombang Korea masih terus 'mengalir' di Indonesia. Penggemar KDrama, Kpop di Indonesia termasuk salah satu yang paling besar jumlahnya di dunia. Lalu seberapa Korea Anda?