Sex & Relationship
Role Play

27 Feb 2013


BDSM (bondage, discipline, dominance, sadism, masochism) umumnya menjadi pembicaraan bisik-bisik, karena dianggap tabu, berlebihan atau tidak pantas. Sebagian orang menganggap sebagai penyimpangan seksual. ‘Aliran’ ini memang hanya dinikmati mereka yang menyukai kegiatan bercinta pada level yang lebih advanced. Seperti sengaja menyerempetkan bahaya untuk meningkatkan adrenalin.

Skenario BDSM sama seperti role play. Ada 2 pihak yang bermain atau berperan. Yang pertama adalah dominant atau pelaku, yang kedua adalah submissive atau penerima. Keduanya bisa dilakukan bergantian antara pria dan wanita.

Tapi, psikolog seksual, Zoya Amirin, menjelaskan bahwa skenario BDSM membutuhkan permainan peran yang lebih serius daripada role play biasa. Ceritanya pun tak lagi cute seperti cerita pasien dan perawat nakalnya.

“ Biasanya pelaku akan memainkan peran antagonis yang superior sementara penerima bersikap inferior. Di sini, si pelaku ‘mendisiplinkan’ penerima dengan ‘hukuman’ berupa bondage atau perbudakan,” jelasnya.
 
Sebagai permainan, jangan bayangkan bentuk hukuman sadistik akan menciderai seperti namanya. Hukuman yang diberikan hanya pura-pura, sekedar untuk menghidupkan suasana. Yang paling ringan contohnya tepukan di bokong atau spanking. Yang paling berat contohnya si pelaku contohnya menunda tercapainya kepuasan seksual.

Menurut Zoya, memainkan skenario ini butuh penghayatan dan tak bisa terburu-buru. "Untuk mendukung skenario tak jarang pasangan bermain-main dengan sex toys atau properti sederhana lainnya. Misalnya skenario bondage, pelaku menggunakan tali-temali untuk mengikat partner penerimanya. Ini hanya untuk memenuhi tuntutan skenario," kata Zoya.(f)



 


polling
Seberapa Korea Anda?

Hallyu wave atau gelombang Korea masih terus 'mengalir' di Indonesia. Penggemar KDrama, Kpop di Indonesia termasuk salah satu yang paling besar jumlahnya di dunia. Lalu seberapa Korea Anda?