Trending Topic
Rela Bayar Mahal

18 Aug 2012

Naiknya gengsi terhadap olah raga bola ikut mengangkat tren untuk mengirimkan anak mereka ke sekolah sepak bola  eksklusif pemegang lisensi klub internasional. Selain bisa meningkatkan teknik permainan anak, bagi beberapa soccer mom, sekolah ekslusif ini juga bisa menaikkan gengsi mereka. 

Di tanah air sendiri, beberapa sekolah bola berlisensi klub dunia telah lama cukup lama hadir. Ada SSI Arsenal di Jakarta, AC Milan Junior Camp di Bali, dan LFCIFAss di Jakarta. I Nyoman Sarni, ibunda Putu, bahkan telah memegang info terpanas saat ini di kalangan soccer mom: Akademi bola bergengsi asal Barcelona, Football Club Barcelona Escola (FCBEscola), segera dibuka tahun depan. Sekolah bola ini mencontoh La Masia, sekolah bola berasrama milik FC Barcelona yang menjadi salah satu benchmark sekolah bola internasional. 

”Saya tertarik untuk menyekolahkan anak saya di situ. Sebab, sekolah asrama membuat anak terbebas dari lingkungan negatif seperti narkoba. Latihan bolanya lebih intensif, dan nutrisinya juga lebih terjamin,” ungkap Sarni. Biaya yang konon mencapai 15 juta perbulan, tidak menjadi masalah bagi mereka. Nyatanya, 85 persen dari kuota 250 siswa yang dijatahkan pertahun, sudah terpenuhi! Sementara itu, SSI Arsenal memiliki joining fee Rp500.000 - Rp1.500.000 dan biaya perminggu Rp400.000 (4-5 kali latihan) - Rp1.100.000 (2 kali/minggu). Sungguh ongkos yang tidak murah!

”Saya enggak mau memasukkan anak di sembarang sekolah bola. Kasihan anak-anak yang tak punya teknik,” ujar Maya. Ia tergelak kala sang anak ikut-ikutan memberi jempol atas pilihannya. Mira Lesmana yang telah mengkursuskan Kafka Keandre (14) di LFCIFAss bangga dengan kemajuan putranya. “Senior Coach Paul Barrat mampu mengeluarkan bakat Kafka yang ternyata jago memegang posisi pemain tengah,” ujar sineas itu. Mira juga rela mengirimkan Kafka untuk berlatih selama sepekan di LFC Academy di Inggris. 

Bengkaknya biaya ini masih diluar uang yang keluar untuk membeli barang-barang hobi, seperti jersey (baju bola) dari klub idola para pesepakbola cilik ini. Apalagi ketika anak mereka menyukai lebih dari satu klub bola dan ngotot membeli jersey asli. ”Harga sehelainya bisa lebih dari satu juta! Tapi melihat wajah anak yang puas, pengorbanan saya jadi terbayarkan,” ungkap Sarni, tentang anaknya yang mengidolakan klub Manchester United.

Kebanyakan sekolah bola untuk anak-anak ini memiliki jadwal di luar jam sekolah umum, atau di saat weekend. Sehingga, jangan heran kalau di saat-saat itu lapangan bola yang selama ini didominasi oleh makhluk maskulin, tiba-tiba ’merona’ dengan kehadiran ibu-ibu muda cantik yang stylish!  

Sementara anak mereka giat melatih teknik permainan di lapangan, para soccer mom terlihat menikmati waktu mereka dengan bersosialisasi. Bahkan, Irma dan sesama soccer mom lainnya kompakan piknik di samping lapangan. Kedekatan emosional yang terjalin membuat para ibu ini selalu siap menjadi pengawas, atau dititipi anak, ketika ada soccer mom yang tidak bisa mendampingi buah hatinya. 

Tak cuma di dalam lapangan, pemandangan ini unik ini juga bisa diamati di halaman parkir stadion. Terlihat mobil-mobil mentereng soccer mom berderet mengundang decak kagum. Pemandangan yang tak jauh berbeda dengan yang terjadi di halaman parkir sekolah bola di Spanyol. Maklum, rata-rata, mereka memang berasal dari kelas ekonomi atas.

Demi anak, para ibu calon ’pahlawan’ lapangan hijau ini juga rela bangun pagi untuk mengantar buah hatinya berlatih. “Walau weekend, saya bangun subuh untuk menyiapkan keperluan anak, baik seragam, atau bekal makanannya. Kalau turnamen, jadwalnya lebih ketat lagi. Pagi-pagi sekitar pukul 05:00, saya nyetir sendiri. Sebab, lokasi lapangan turnamen jauh, seperti di Halim atau Tangerang,” cerita Irma, yang meskipun mengaku capek, tapi senang! (f)



 


polling
Seberapa Korea Anda?

Hallyu wave atau gelombang Korea masih terus 'mengalir' di Indonesia. Penggemar KDrama, Kpop di Indonesia termasuk salah satu yang paling besar jumlahnya di dunia. Lalu seberapa Korea Anda?