Trending Topic
Perlu Dibenahi

26 Jan 2014


Dahulu, nilai kekeluargaan dalam kehidupan bertetangga benar-benar terasa, baik itu di kompleks perumahan  ataupun di kampung. Nilai yang berlaku adalah tetangga merupakan saudara terdekat kita, bahkan terkadang lebih dekat dari saudara kandung. Sebab, mereka ini adalah orang pertama yang akan datang memberikan pertolongan pada saat kita tertimpa musibah.

    Dosen Teknik Arsitektur Universitas Bina Nusantara, Ren Katili, mengatakan, interaksi sosial di dalam hunian vertikal ini sebenarnya bisa diusahakan dengan menyediakan ruang publik yang memadai. Ia mencontohkan public housing di Singapura yang cukup berhasil dalam menerapkan konsep ruang publik ini.

“Lantai dasar dibiarkan kosong melompong. Selain untuk melancarkan sirkulasi udara yang membuat gedung menjadi lebih sejuk, ruang ini difungsikan sebagai ruang publik,” ujar Ren. Di tempat inilah warga saling bersosialisasi dengan melakukan aktivitas, seperti main catur, bulu tangkis, atau sekadar ngobrol di warung.

    Pemikiran seperti ini masih jarang diperhatikan dalam pembuatan hunian vertikal di Indonesia. Sebab, lantai dasar apartemen di Indonesia banyak terpakai untuk memenuhi kebutuhan lahan parkir bagi mobil pribadi para penghuni. Hal ini sebagai dampak dari tidak terintegrasinya hunian vertikal dengan fasilitas transportasi publik. Sehingga, meski lokasinya di perkotaan, para penghuninya masih harus mengandalkan kendaraan pribadi, yang berimbas pada kemacetan. “Padahal, idealnya apartemen hanya berjarak sekitar 400 meter dari fasilitas transportasi publik,” lanjut Ren.

Hal lain yang perlu dibenahi adalah standar kesehatan dari bangunan hunian vertikal. Ren mengamati, banyak pengembang yang tidak menyesuaikan desain bangunan dengan kondisi iklim tropis di Indonesia. Misalnya, jarak antarbangunan yang sempit, sehingga udara yang terjebak di antaranya membuat gerah.

Karena alasan menekan biaya, jendela dibangun tanpa kanopi, sehingga saat hujan angin, air hujan ikut terembus masuk ke dalam bangunan. Kolam renang yang harusnya di posisi selatan, dibangun di barat, sehingga sinar matahari yang panas di sisi barat membuat penguapan lebih besar dan udara yang sudah lembap menjadi makin lembap.

“Daripada membangun kolam renang yang mungkin tidak sempat digunakan oleh para penghuninya, lebih baik membangun ruang terbuka  hijau  atau taman sebagai penyejuk dan penyaring gas karbon dari polusi udara,” lanjut Ren, yang fokus pada arsitektur bangunan tropis.(NJL,WHT,FIC)



 


polling
Seberapa Korea Anda?

Hallyu wave atau gelombang Korea masih terus 'mengalir' di Indonesia. Penggemar KDrama, Kpop di Indonesia termasuk salah satu yang paling besar jumlahnya di dunia. Lalu seberapa Korea Anda?