Sex & Relationship
Pengalaman Buruk Dengan Pria

27 Aug 2013


Ayah saya sering sekali menduakan Ibu. Ini saya ketahui saat remaja. Meski tetap bertahan, saya tahu Ibu menderita. Sekarang Ayah sudah tiada. Pengalaman ini menimbulkan trauma dalam diri saya. Sulit rasanya percaya kepada seorang pria. Saya pernah mencoba dekat dengan pria, tapi akhirnya selalu putus karena mereka mengatakan saya terlalu curiga kepada mereka. Bagaimana menghapus trauma ini?

Eka - Bogor


Menurut Psikolog Irma Makarim, saling percaya di antara pasangan merupakan salah satu dasar yang sangat penting dalam membina sebuah hubungan kasih. Kalau Anda terus diliputi kecurigaan terhadap pasangan, tentunya akan membuat hubungan tidak nyaman, bahkan sangat mengganggu. Mungkin inilah penyebab  pasangan selalu ingin melepaskan diri dari hubungan asmara ini. Selama Anda bersikap demikian, akan sulit bagi Anda untuk membina sebuah hubungan kasih. Bila ingin memperbaiki keadaan, Anda perlu berubah.

Berbagai kemungkinan bisa jadi penyebab timbulnya rasa cemburu dan curiga yang berlebihan pada pasangan.  Mulai dari rasa percaya diri yang rendah hingga trauma masa lalu, bisa berperan di sini. Rasa percaya diri yang rendah akan membuat seseorang mudah terancam dan curiga kepada pasangan. Jika ini yang Anda rasakan, mulailah lebih menghargai dan mencintai diri.

Anda perlu mengatasi trauma ini. Tentu sangat  menyedihkan melihat Ibu disakiti oleh perselingkuhan Ayah. Perilaku Ayah memang tak bisa dibenarkan. Tetapi, sikap Ibu yang  memilih untuk menerima perlakuan buruk ini, secara tidak langsung mendukung perilaku Ayah, sehingga beliau bisa melakukannya berulang kali. Ini adalah pilihan hidup mereka.
Anda punya kehidupan dan pilihan berbeda. Kondisi seperti ini tidak menurun dan tak perlu terjadi pada Anda. Tidak semua pria berperilaku seperti ayah Anda. Untuk melepaskan diri dari trauma ini, tentunya  Anda tak boleh  membiarkan diri terperangkap masa lalu. Fokuskan perhatian  pada kehidupan saat ini.  Bersyukurlah dengan apa yang Anda miliki, nikmati keadaan yang ada. Begitu Anda merasa bahagia dan menikmati hidup, pasangan Anda juga akan dengan senang hati mendampingi Anda.


Sedangkan menurut Psikolog Monty Satiadarma, sikap Anda ini merupakan bentuk generalisasi, atau menyamaratakan semua orang. Karena Ayah menduakan Ibu, lalu muncul persepsi bahwa semua pria akan bertindak demikian. Padahal, Ayah menduakan Ibu juga karena Ibu bersedia diduakan. Ibu Anda mungkin menderita, tetapi itu adalah pilihannya untuk berperan sebagai korban tindakan Ayah. Anda tak harus mengambil peran seperti ibu Anda, jadi jangan mau diduakan.

Boleh saja Anda mempertahankan sikap curiga dengan risiko putus hubungan asmara di tengah jalan. Jika ini menimbulkan penderitaan pada diri Anda, ini sama saja dengan memperpanjang peran korban dari ibu Anda ke diri Anda.
Akan lebih baik jika Anda hadapi kenyataan yang ada dan menempuh risiko. Jika merasa diduakan, jangan berdiam diri mengambil peran sebagai korban. Sebaliknya,  lakukan tindakan tegas untuk tidak bersedia diduakan. Tanpa sikap ini, berarti Anda meluaskan peran korban yang dilakukan oleh ibu Anda.(f)
 




 


polling
Seberapa Korea Anda?

Hallyu wave atau gelombang Korea masih terus 'mengalir' di Indonesia. Penggemar KDrama, Kpop di Indonesia termasuk salah satu yang paling besar jumlahnya di dunia. Lalu seberapa Korea Anda?