Celebrity
Pekerjaan Baru Sigi Wimala

16 Jun 2011

Setelah sepuluh tahun bekerja di depan layar, Sigi Wimala Somyadewi (27) menemukan cinta dan energi baru di belakang layar, dengan menjadi sutradara. Setelah melahirkan dan 9 bulan menghilang karena fokus mengurus putri semata wayangnya, Maxine Sara (14 bulan), wanita mandiri dan driven ini memutuskan kembali menelurkan karya. Rupanya, cuti panjang tak berkarya sempat membuatnya ‘mati suri’, lalu menjadi ‘oksigen’ dalam hidupnya.

Dua iklan yang ditanganinya, dibantu mentornya, Amrin Nugraha, dan rekannya, Bobby Prakoso. Kini, istri dari Timo Tjahjanto (31) ini sedang sibuk mempersiapkan film pendek, The Apartment, yang hendak disutradarai dan bahkan dimodalinya sendiri. Hebatnya, di tengah kegiatannya, Sigi tetap memprioritaskan perannya sebagai ibu. Menyusui, menyuapi, bermain, memandikan, dan mengawasi tumbuh kembang putrinya tak pernah luput dari agenda kesehariannya.

Impian menjadi sutradara telah bergemuruh di hati wanita kelahiran 21 Juni 1983 ini sejak ia duduk di bangku SMA. Namun, karena tak diperbolehkan orang tuanya masuk institusi seni, wanita yang hobi fotografi ini mengalah dan mengambil jurusan arsitektur yang juga disukainya. “Toh, jurusan arsitektur memiliki benang merah dengan dunia seni dan membuat saya ‘matang’ secara visual. Jadi, saya menyelesaikan pendidikan arsitektur, sambil terus ‘menabung’ ilmu penyutradaraan lewat short course editing dan animasi,“ ujarnya.

Sigi memang memiliki kecintaan ‘bermain’ dengan kamera dan duduk berjam-jam di belakang komputer untuk mengedit. Makanya  ia  bersorak ketika sutradara senior Garin Nugroho menawarinya menyutradarai sebuah film pendek. “It’s like a dream came true. Akhirnya saya menemukan pelepasan semua energi dan ide yang selama ini hanya menari-nari, tanpa realisasi. Dalam kondisi hamil, kesempatan emas itu saya ambil. Hingga akhirnya ketagihan, dan ingin men-direct lagi dan lagi,” ujar Sigi, yang hanya bekerja di kantornya based on projek, karena tak ingin melewatkan masa keemasan tumbuh kembang Max (panggilan Maxine).

Jadi, kiprah Anda sebagai sutradara justru dimulai ketika hamil. Bukankah kondisi hamil kerap membuat wanita sulit berkarya maksimal?

Untuk saya, justru sebaliknya.  Max, is my miracle. Bahkan, menurut saya, kehamilan malah memompa saya menjadi ‘manusia baru’ yang lebih produktif, kreatif, dan berenergi. Saat hamil, pintu saya berkarya di bidang disukai malah seperti dibukakan. Saya mendapat  tawaran menyutradarai video musik RAN, membuat film pendek Boy Crush, dan ikut pameran fotografi di Galeri Salihara.  Puji syukur, semua bisa saya lakukan all out. Max was and will always be my lucky charm.

Apa yang membuat Anda ketagihan dan passionate menjadi sutradara?

Every single bit of it adalah magnet. Dari membayangkan visualisasi, menyiapkan tim kerja yang solid, mengarahkan semua pemain menguasai adegan, mempersiapkan shot dan continuity yang tepat, dan dimengerti penonton. Juga  mempersiapkan skrip yang mengalir dan cara bercerita yang menarik sekaligus dimengerti, membuat saya seperti mengalami euforia. Jantung berdegup kencang, energi dan semangat mengalir tanpa kenal kata stop. Rasanya seperti pasangan yang dimabuk cinta

Lalu, kenapa sekarang berbalik menjadi co director iklan, bukan film?

Ya, goal jangka panjang saya menyutradarai film pendek dan panjang. Namun, ketika meminta masukan skrip film pendek saya  ke Amrin Nugraha, sutradara iklan senior, dia menyarankan untuk  menggali pengalaman lebih banyak di Cinemasphere, production house miliknya, yang banyak memproduksi iklan. Mengingat saya masih ‘anak bawang’ dan tak memiliki background  pendidikan sutradara, it’s a blessing diberi kepercayaan jadi co-director dua iklan mereka. Saya belajar banyak cara mengoperasikan kamera, teknik pencahayaan, dan meng-handle tim. Terjun di lapangan dan bekerja sama dengan tim profesional, sungguh sebuah pengalaman dan pembelajaran tak ternilai. Kini saya merasa lebih siap dan percaya diri menyiapkan film pendek The Apartment, proyek individual saya.

Kenapa antusiasme Anda membuat film pendek, yang jarang memetik laba?

Karena bisa mengeksplorasi semua ide tanpa batasan. Bisa serealistis dan seabsurd mungkin, tanpa ada yang ‘menggonggong’, mendikte, dan embel-embel ‘pesan sponsor’. Apalagi yang mendanai saya sendiri. Temanya, dark romance. Niatnya, ingin diikutkan festival film di luar negeri. Meski begitu, bukan berarti saya tidak senang bekerja sama dengan klien.  Kemarin ini, saya merasa tersanjung dipercaya menjadi co-director iklan edisi Kartini yang memiliki pesan moral tinggi dari sebuah BUMN yang dimotori seorang wanita tangguh. Pesannya, agar wanita Indonesia, lebih mandiri, terus berkarya, bersemangat meraih impian tertinggi sambil tetap berbagi kepada sesama. Nilai-nilai yang rencananya ingin saya tularkan kepada Max.

Joy Roesma



 


polling
Seberapa Korea Anda?

Hallyu wave atau gelombang Korea masih terus 'mengalir' di Indonesia. Penggemar KDrama, Kpop di Indonesia termasuk salah satu yang paling besar jumlahnya di dunia. Lalu seberapa Korea Anda?