Sex & Relationship
Minimalkan Dampak Perceraian Pada Anak!

31 Jul 2011

Perceraian pasti akan membuat anak sedih dan kecewa. Menurut psikolog Rustika Thamrin, mereka sendiri akan melalui serangkaian proses yang stressful. Pasti ada rasa malu dalam diri mereka, karena orang tuanya tidak lengkap lagi. Anak cenderung lebih pendiam, tidak fokus pada pelajaran, dan menarik diri dari pergaulan. Bahkan menyalahkan dirinya sebagai penyebab perceraian. Bahayanya, terkadang muncul konsep diri yang salah. “Saya memang anak nakal. Sekalian saja saya cobain narkoba.” Ditambah lagi kesalahan orang tua dalam berkomunikasi pada anak bisa membuat anak makin terpuruk.

Ada beberapa hal yang bisa kita lakukan bila kondisi ini memang harus terjadi:
  • Untuk anak di bawah usia 5 tahun: ciptakan suasana di rumah tidak panas. Anak di bawah lima tahun dapat merasakan aura dan suasana. Anak juga sangat peka terhadap body language. Tetap ciptakan rasa tenang, tidak kelihatan saling membenci. Ajak anak bicara, misalnya, katakan, “Ayah pergi dulu, ya, tapi Ayah tetap sayang sama Adik. Ayah pindah rumah, tapi Ayah tetap akan datang ke sini jenguk Adik.” Komunikasi seperti inilah yang harus dijaga.
  • Untuk anak yang sudah remaja: mereka bisa diajak bicara. Misalnya, ketika melihat orang tuanya bertengkar, komunikasikan bahwa sebenarnya yang dilakukan ayah dan ibunya kurang baik. Maunya tidak seperti itu, tapi saat itu tidak bisa kontrol diri. “Kamu punya sahabat, lalu sahabat membuatmu marah, apa yang kamu lakukan? Ayah dan Ibu lebih dekat dari sahabat. Terkadang ada hal yang bikin kecewa, terkadang tidak bisa menahan emosi,” Rustika mencontohkan. Setelah bicara hal tadi, sampaikan bahwa Anda tidak bisa selalu bersama dengan ayahnya. Tapi, meski berjauhan, ayah dan ibunya akan tetap sayang padanya. Jika anak lebih dari satu, paling baik, sampaikan hal ini  satu per satu. Setelah itu, baru dikumpulkan. Dengan demikian, Anda bisa lebih tahu reaksi masing-masing anak.
Setelah orang tua menekankan bahwa ayah dan ibu sayang kepadanya, biasanya anak akan lebih cepat bangkit. Anak tidak akan membiarkan dirinya jatuh dan terombang-ambing. Lain halnya jika orang tua ribut terus. Sikap seperti itu akan menjadi model negatif yang akan masuk ke alam bawah sadar anak-anak, dan menjadi contoh yang tidak baik, bila kelak mereka sendiri berkeluarga. Jika anak melihat ayah dan ibunya membaik hubungannya setelah berpisah, dan lebih bahagia, perlahan-lahan kekecewaan itu bisa menghilang. (f)



 


polling
Seberapa Korea Anda?

Hallyu wave atau gelombang Korea masih terus 'mengalir' di Indonesia. Penggemar KDrama, Kpop di Indonesia termasuk salah satu yang paling besar jumlahnya di dunia. Lalu seberapa Korea Anda?