Celebrity
Mia Maestro Si Cantik Multitalenta

1 Jul 2012

Berbalut gaun draperi warna lavender dengan rambut cokelat ditata updo, aura feminin yang lembut dan pemalu kuat tersirat dari wajah Mia Maestro (33). Demikianlah kesan yang terekam Jatu Anggraeni, Redaktur Pelaksana femina, yang bertemu langsung dengan Mia pada April lalu, di Hotel Raffles, Singapura.

Cara duduk Mia tegap dan tutur bahasanya anggun. Senyum cerah menyinari wajahnya, bak lampu berkekuatan satu megawatt. Dengan suara renyah ia memecahkan kekakuan, “Saya suka sekali gaunmu, apakah ini kreasi desainer Indonesia?” Dari situ, pembicaraan seru pun mengalir selama satu jam.  
Apa yang membuat seorang wanita terlihat cantik? 

Rasa percaya diri dan kemampuan untuk mewujudkan mimpi. Semua produk kecantikan yang kita gunakan untuk membantu membangun rasa percaya diri itu menurut saya adalah nomor dua. Yang paling utama, kecantikan harus dimulai dari keberanian menggapai semua keinginan dan cita-cita. Di saat itulah wanita terlihat sangat cantik. 

Anda tentu punya ritual cantik dan bugar. Seperti apakah itu?  
Sangat sederhana, kok. Saya rajin scrubbing, lalu menggunakan shower gel kaya pelembap. Bath oil dan minyak esensial dengan berbagai aroma adalah juga produk-produk favorit saya. Setiap kali saya ingin membangkitkan mood tertentu, saya oleskan minyak esensial atau menyalakan aromaterapi. Olahraga saya bukan ke gym atau yoga. Saya suka sekali surfing, menyelam, kayak, berenang...  pokoknya semua yang termasuk outdoor sport.

Wah, sepertinya Anda ‘bertipe’ alam bebas, ya?
Betul! Saya senang melihat bunga bermekaran, begitu terlihat cantik. Saya dekati dan menciumnya. Memperhatikan serangga yang terbang mengelilinginya adalah hal yang menyenangkan bagi saya (tertawa). Saya  selalu ingin mendekatkan diri dengan alam. Setiap ada waktu luang, saya selalu ingin berada di alam bebas. 

Pengalaman paling berkesan?
Ketika saya menyelam ke dalam gua (cavern dive) di Tulum, Meksiko. Cita-cita saya yang belum terlaksana hingga sekarang adalah menyelam dan main air di Raja Ampat, Indonesia. Sudah bertahun-tahun saya merencanakan pergi ke sana. Hanya tujuh jam terbang dari Singapura. Sayang sekali, saya harus kembali ke Amerika. Ada pekerjaan sudah menunggu di Los Angeles. 

Jauh dari kesan pemalu, Mia bahkan dengan santai memberi komentar yang mengundang tawa. Dan, tak seperti umumnya kenalan baru, ia dengan santai mengungkapkan hal-hal lucu tentang dirinya. Berwajah cantik dengan keramahan yang tak dibuat-buat, wanita kelahiran Buenos Aires, Argentina, 19 Juni 1978, ini terbilang sukses sebagai aktris. Untuk  femina, ia melantunkan lagu dengan suaranya yang seksi dan menghanyutkan. Ah, pasti Tuhan tengah tersenyum saat menciptakan dia. 

Jika hanya boleh membawa 1 produk kecantikan, 1 jenis makanan, dan 1 lagu untuk didengarkan, apa sajakah itu?  
Minyak juniper. Minyak ini memberi kelembapan, membersihkan kulit, dan wanginya sangat saya sukai. Makanan yang saya bawa kacang almond atau avokad. Selain rasanya enak, baik untuk kulit. Lagu yang akan saya bawa adalah Second Movement dari Beethoven. Lagunya sangat panjang. 

Lagu Anda untuk iklan Lux, apa maknanya? 
Tentang seorang wanita yang mendambakan kekasih. Saya membayangkan bagaimana rasanya. Ia membutuhkan keharuman yang seksi. Tak langsung berhasil, sih. Lagu pertama yang saya buat, terasa kurang pas. Di lagu kedua, saya tambahkan suara gitar elektrik dan beat. Saya sinergikan lagu dan visual untuk menghasilkan efek yang dahsyat dan emosional. Syuting klip iklan dibuat November 2011 lalu di Thailand. Saya dan sutradara, Jean Claude, puas akan hasilnya.  

Kini, sebagai aktris Hollywood sekaligus penyanyi dan penulis lagu, karier Mia kian berkibar dengan terpilihnya dia sebagai Lux Global Composer yang baru. Mengampanyekan body wash Magical Spell, Mia sejajar dengan para ‘pendahulu’-nya: Marilyn Monroe, Elizabeth Taylor, Aishwarya Rai, dan Shu Qi. Sungguh gelar yang prestisius. 

Sebagai duta Lux, apa trik paling jitu untuk kulit cantik?
Saya tak punya waktu ke klinik kecantikan dan perawatan canggih di spa. Selain itu, kulit saya juga sering terluka akibat aktivitas outdoor (tertawa). Tapi, yang jelas saya suka dipijat dengan keras. Saya dengar, Indonesia yang terbaik dalam hal itu, ya? Saya harus mencobanya suatu hari. Yang sifatnya ritual,  mandi dengan sabun Lux, lalu mengoleskan krim. Itu saja. Simpel, ya. 

Siapa wanita yang Anda kagumi dan Anda ikuti sarannya? 
Audrey Hepburn. Kecantikannya begitu alami. Dia adalah ikon kecantikan sepanjang masa yang terkenal karena keanggunannya. Dan saya merasa bangga ikut mewakili brand yang dulu ia wakili juga. 

Tampil di red carpet, biasanya apa yang ada di tas Anda? 
Bedak. Saya suka produk Laura Mercier. Membuat kulit saya bersinar, tapi tidak tampak mengilat. Saya juga membawa parfum dalam ukuran mini. Acara red carpet biasanya berlangsung sangat lama dan melelahkan. Parfum bisa membuat tubuh saya yang letih  terbangun dan kembali segar. 

Lihatlah penampilan Mia di iklan itu. Ia berperan sebagai peri cantik yang tengah berkelana di hutan. Tubuhnya melayang di udara dengan gaun sifon melambai-lambai tertiup angin. Aroma wanginya menghipnotis dan menaklukkan para pria yang menyerupai vampir. Suara Mia yang dreamy mengalun bersama musik yang sensual, dan mengentak di bagian akhir. Sungguh memukau. Selain berakting, Mia juga menciptakan original soundtrack iklan itu. Tak semua selebritas Hollywood bisa melakukan keduanya. Jelas sekali bahwa eksplorasi bakat Mia di bidang akting dan musik menjadi kekuatan kampanye Lux yang baru. 

Cerita, dong, tentang masa awal karier Anda…
Dulu, di Argentina, sejak masa sekolah saya mulai menempa diri dengan  berlatih vokal. Di usia 20, pada tahun 1998, saya berhasil mendapatkan peran untuk tampil di teater ternama, San Martin, di Buenos Aires. Saya berperan sebagai  Lulu di sebuah drama berjudul Wedekind’s Pandora’s Box. Rupanya, penampilan  saya cukup mengesankan. Saya dihujani banyak pujian. Saya bahkan disebut-sebut sebagai aktris pendatang baru terbaik. 

Dari drama, langsung ke film?
Tak lama sesudah itu, kontrak pertama bermain film, datang. Tak disangka-sangka, film Tango garapan Carlos Saura, yang saya ikut bintangi, masuk nominasi Golden Globe dan Academy Awards untuk Best Foreign Film. Nah, sesudah itu, tawaran film deras mengalir. Yang paling berkesan, saat saya mendapatkan peran utama di film thriller, Secuestro Express, arahan Jonathan Jakubowicz, serta  Frida, dengan sutradara Julie Taymor. Setelah itu, saya tampil di Poseidon (2006). Dan. lewat peran sebagai Nadia Santos di serial televisi laris, Alias, saya mendapat jutaan penggemar  di Asia!

Selanjutnya, film apa saja? 
Di film terakhir saya, The Twilight Saga: Breaking Dawn – Part 1, saya berperan sebagai vampir bernama Carmen. Lagu single saya, Llovera, jadi soundtrack-nya. Saya juga ada di film yang akan rilis tahun 2012 ini, garapan Oliver Stone. Di film berjudul Savages itu saya tampil bersama Blake Lively dan Benicio del Toro. Tentu saja saya akan ada pula di Twilight: Breaking Dawn- Part 2. Saat ini saya sedang syuting untuk peran Tyler di film Some Girls,  dengan sutradara Jennifer Getzinger. Saya akan beradu akting dengan Adam Brody, Jennifer Morrison, Emily Watson, dan Kristen Bell.

Lebih menarik mana, akting atau membuat musik untuk film? 
Penampilan saya di film Twilight hanya sedikit, tapi saya sangat senang memerankannya. Dan itu merupakan pengalaman yang tak terlupakan. Tapi, mendengar musik saya berada di dalam film yang saya mainkan, itu memberi kepuasan yang berbeda. Rasanya seperti ada dorongan magis yang melambungkan rasa percaya diri saya. Seolah ada ‘lampu hijau’ menyala di dalam perjalanan hidup saya. Ya, saya berada di jalur yang tepat. Saya menyukainya, dan saya akan terus berkarier di sini. 

Jatu Anggraeni
Foto: Dok. LUX


 


polling
Seberapa Korea Anda?

Hallyu wave atau gelombang Korea masih terus 'mengalir' di Indonesia. Penggemar KDrama, Kpop di Indonesia termasuk salah satu yang paling besar jumlahnya di dunia. Lalu seberapa Korea Anda?