Celebrity
Mesty Ariotedjo Menaklukkan Jakarta

15 Jul 2014

Selain berwajah cantik dan berprofesi sebagai model, ia juga seorang dokter. Petikan jemarinya pada dawai-dawai harpa juga membuatnya menjelma menjadi  bintang di atas panggung. Siang itu penampilan dr. Mesty (25)  terlihat segar dalam jas putih yang membalut blus bermotif bunga. Kepada femina, ia membagikan dua karier profesional yang sama-sama ia jalani dengan sepenuh hati.

Di balik keramahan dan senyuman manisnya, wanita bernama lengkap Dwi Lestari Pramesti Ariotedjo --yang kerap muncul menghiasi halaman mode majalah fashion dan iklan produk-- ini mengaku sebetulnya sosok yang introver. Setelah menyelesaikan sekolah kedokteran dari Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, ia kini disibukkan oleh pekerjaannya sebagai dokter.

Sebagai dokter berusia muda yang dituntut harus menimba banyak pengalaman, jam kerjanya sedang tinggi-tingginya. Praktik di tiga klinik dan rumah sakit, ia bisa bekerja dari pukul 8 pagi hingga pukul 11 malam, 6 hari dalam seminggu. Pengalaman yang menempanya saat bertugas di Rumah Sakit Umum Daerah Ruteng, Kabupaten Manggarai, Nusa Tenggara Timur, selama satu tahun adalah bekal yang tak akan ia lupakan.

“Rumah sakit tempat saya praktik di Flores itu satu-satunya rumah sakit di 3 kabupaten. Satu malam hanya ada 1 dokter yang mengawasi seluruh rumah sakit. Saya pernah berada di situasi itu, dan dituntut harus bisa menghadapi semua kasus. Mulai dari ibu melahirkan, hingga pasien kecelakaan yang mengalami perdarahan otak. Kalau sudah menghadapi itu, yang ada adrenaline rush. Tidak sempat untuk takut. Fokus saja,” kata Mesty, yang bangga telah berhasil melewati masa-masa percobaan beratnya sebagai dokter.

Jakarta tentu berbeda dengan Flores. Di sini, ia tak lagi harus menghadapi itu semua seorang diri. Jumlah dokter jauh lebih banyak. Tapi, bukan berarti tak ada tantangan. Sebagai dokter berusia muda dan bukan dokter spesialis, ia kerap diremehkan. “Karena masih baru, pasien belum banyak. Masih banyak orang yang meremehkan: ah, cuma dokter umum. Tak sedikit yang merasa lebih sreg jika ditangani oleh dokter spesialis,” tutur wanita kelahiran 25 April 1989 ini.

Setelah berhasil menyelesaikan masa tugasnya di Flores, ia bertugas di Divisi Endokrinologi Departemen Anak FKUI-RSCM. Di situlah awal mula Mesty terlibat aktif di organisasi, mengurusi komunitas keluarga penderita penyakit. Adapun, penyakit yang dimaksud adalah empat penyakit tak menular pada anak, antara lain sindrom turner atau kelainan genetis, osteogenesis imperfecta (osteoporosis pada anak), hiperplasia adrenal kongenital (kelainan kelenjar/enzim anak), dan diabetes melitus.

“Penyakit-penyakit tersebut jarang didengar. Makanya, karena tidak umum, akhirnya banyak yang tidak sadar kalau anak-anak sangat rentan menjadi penderita,” ujar Mesty, yang Maret lalu mengikuti NCD (Non-Communicable Diseases) International Conference yang diadakan oleh WHO di Trinidad.  


Ficky Yusrini
Foto: Dok. Femina


 


polling
Seberapa Korea Anda?

Hallyu wave atau gelombang Korea masih terus 'mengalir' di Indonesia. Penggemar KDrama, Kpop di Indonesia termasuk salah satu yang paling besar jumlahnya di dunia. Lalu seberapa Korea Anda?