Food Trend
Menjemput Pagi di Muara Kuin

23 Apr 2015


Dahulu, aktivitas warga lokal banyak melibatkan kayuhan jukung (sebutan untuk perahu kayu) guna menyusuri sungai yang jumlahnya ratusan. Walau kini tak semua kegiatan dilakukan di atas sungai, tradisi lelulur tersebut masih bisa dirasakan dengan berbelanja dan sarapan di Pasar Terapung.

Ada dua pasar yang terkenal, yakni Pasar Terapung Lok Baitan (atau Pasar Terapung Sungai Martapura) dan Pasar Terapung Muara Kuin. Tantangannya adalah bangun sebelum subuh karena keriuhan pasar mulai menyurut sebelum jam 8 pagi.

Sejak pukul 04.30 WIB, klotok (perahu mesin) sudah mulai menyusuri anak Sungai Barito, Sungai Kuin, hingga tujuan akhir Muara Kuin, di Sungai Barito, lokasi Pasar Terapung Muara Kuin. Berdasarkan cerita Jani, ‘supir’ klotok yang membawa femina, pasar terapung krisis perintis sehingga tak seramai dulu. “Anak muda lebih memilih jadi pekerja kantoran daripada berdagang,” ujar Jani. Perlahan Jani merapatkan klotok-nya ke klotok yang berperan sebagai warung nasi dengan plang Tamba Lapar.

Tak sampai menunggu 5 menit, semangkuk Soto Banjar yang telah dipesan berpindah ke setiap orang yang ada di klotok Jani. Kuah sotonya kuning namun agak bening karena tak berkunyit. Rasa gurih yang lembut datang dari tulang ayam kampung sebagai bahan kaldu. Pelengkapnya ada ayam suwir, telur rebus, bihun, perkedel, dan taburan bawang goreng. Kalau tak ingin yang berkuah, ada Nasi Kuning berteman haruan atau ayam masak habang. “Sarapan gaya Banjar,” tambah Jani.

Sebelum bertolak ke hotel, belilah jajanan seperti Pais Pisang (sejenis nagasari), Gumpal Gumbili (singkong parut isi gula merah, dibentuk bulat dan digoreng), Hadad (pisang berselimut singkong parut lalu digoreng), Bingka Mini, atau Hamparan Tatak. Menurut Jani lagi, di bulan Ramadhan, jenis yang dijual lebih bervariasi.

Kelebihan Pasar Terapung Muara Kuin adalah hiburan ekstra seperti mampir ke Pulau Kembangan yang tak jauh dari pasar untuk berinteraksi langsung dengan monyet penghuni pulau. Selain itu, di antara jejeran rumah lanting (sebutan untuk rumah terapung) di Sungai Kuin, ada Makam Sultan Surianyah dan Masjid Sultan Suriansyah (atau Masjid Kuin) yang kerap dikunjungi pelancong muslim.

Bila berkunjung di akhir pekan, Anda akan melihat anak-anak yang tinggal di tepi sungai berenang di sungai. Bila lelah mereka mampir sejenak ke atas klotok yang tampak lengang, lalu kembali berenang.

Bagi yang sulit bangun pagi, ada Pasar Terapung Siring Tendean, dekat Menara Pandang, yang waktu operasinya lebih panjang dari pada pasar terapung lainnya. Pasar ini dapat dijangkau dengan jalan darat karena penjual merapatkan jukung hingga ke tepi sungai.
“Kami menyebutnya pasar terapung rekayasa karena rancangan pemerintah baru-baru ini untuk menarik perhatian wisatawan. Bukanya hanya Minggu,” jelas Jani.(f)



 


polling
Seberapa Korea Anda?

Hallyu wave atau gelombang Korea masih terus 'mengalir' di Indonesia. Penggemar KDrama, Kpop di Indonesia termasuk salah satu yang paling besar jumlahnya di dunia. Lalu seberapa Korea Anda?