Kedelai adalah sumber protein nabati bermutu tinggi yang unik. Unik, karena kandungan proteinnya lengkap seperti daging, dengan sembilan asam amino esensial yang dibutuhkan untuk membangun dan memperbaiki sel-sel tubuh. Itulah sebabnya, produk kedelai dibuat alternatif protein baik untuk makanan pengganti daging.
Kedelai dan hasil olahannya (tempe, tahu, susu kedelai) juga sumber vitamin B dan sumber asam lemak esensial (termasuk omega 3 linolenat), yang mayoritas tak jenuh. Asam lemak tak jenuh ini dapat menurunkan risiko terkena penyakit jantung dan pembuluh darah (kardiovaskular).
Tak kurang dari 38 penelitian klinis terkontrol menunjukkan bahwa makan protein kedelai rata-rata 50 gram sehari, sebagai pengganti protein hewani, dapat mengurangi kadar kolesterol total 9,3%, kolesterol ‘jahat’ (kolesterol LDL) 12,9%, dan trigliserida 10,5%.
Penurunan tersebut, bila berlanjut terus, dapat mengurangi risiko serangan jantung, stroke, atau penyakit kardiovaskular lainnya sebesar 20%. Perlu diingat bahwa protein kedelai sebanyak 50 gram adalah lebih dari setengah kebutuhan protein rata-rata orang sehari.
Manfaat kesehatan lain dari kedelai berasal dari zat nongizinya. Banyak produk olah kedelai mengandung isoflavon, sejenis estrogen yang dihasilkan tanaman, yang dikenal sebagai fitoestrogen. Dua isoflavon utamanya (genistein dan daidzein) memiliki efek mirip estrogen dengan 'kekuatan' lebih rendah.
Kedelai juga berkhasiat memperlancar saluran pencernaan. Kandungan serat pangan dalam kedelai (terutama pada bagian kulit) sangat tinggi. Beberapa produk olahan kedelai, seperti tempe, tahu, dan taoco, kaya akan senyawa prebiotik. Senyawa ini berfungsi menjaga keseimbangan flora usus, mempercepat kinerja usus agar dapat memperlancar pembuangan dan membantu mencegah sembelit. (f)
