Health & Diet
Mengenal Clean Eating

13 Jul 2012


Sebenarnya, apa clean eating ini? Benarkah pola makan ini bisa menjadi ‘pil ajaib’ yang mampu menumpas beragam penyakit dari tubuh kita?

Ketika Alarm ‘Berbunyi’

Menurut dr. Samuel Oentoro M.S., SpGK, clean eating adalah program diet yang didasarkan pada pemikiran bahwa pola makan yang ideal adalah dengan mengonsumsi whole foods,  makanan yang paling alami dan tidak banyak diproses. Ini berarti memperbanyak konsumsi buah dan sayur-sayuran, gandum utuh, protein yang tidak berlemak, dan menghindari makanan dalam kemasan serta hidangan cepat saji.

Namun sayangnya, menurut buku Waspadai Beragam Penyakit Degeneratif Akibat Pola Makan yang ditulis Nur Khasanah, aspek sosial budaya telah membuat fungsi makanan melenceng dari ‘kodratnya’. Selain kelima fungsi utama itu, kini makanan juga memiliki fungsi kenikmatan, menyatakan jati diri, religi, komunikasi, status ekonomi, dan simbol kekuasaan.

Padahal, saat usia bertambah, kemunduran fungsi tubuh akan terjadi dan mengakibatkan kita rentan menderita penyakit degeneratif, seperti jantung koroner dan diabetes. Selain umur, faktor gaya hidup juga turut berperan memperbesar risiko kita terkena penyakit degeneratif tersebut.

“Menerapkan pola makan sehat adalah syarat mutlak yang tak bisa ditawar lagi, jika seseorang ingin meningkatkan kualitas kesehatan dan kebugaran tubuhnya. Terlebih lagi, jika ia sudah sakit atau berisiko tinggi terhadap penyakit tertentu,” ujar dr. Samuel.

Dengan mengonsumsi makanan yang tepat, Anda telah memberi asupan gizi yang dibutuhkan tubuh. Sehingga, tubuh Anda dapat terus berfungsi dengan baik dan berkesinambungan, meski usia terus bertambah.

8-12 Minggu

 “Tidak ada kata susah. Kuncinya adalah motivasi. Apa motivasi Anda? Apakah ingin sembuh dari penyakit atau terhindar dari penyakit? Setelah memiliki motivasi, bekali diri Anda dengan pengetahuan yang cukup mengenai clean eating dan susun menu makanan sehat yang terencana. Dengan begini, tidak ada alasan bahwa tidak ada pilihan makanan sehat di sekitar Anda,” jelas dr. Samuel.

Saat baru memulai clean eating, Inge mengaku tidak mengubah pola makan dengan drastis. Ia memulainya dengan berhenti total makan junk food. Di beberapa minggu pertama, ia sesekali masih menghidangkan nasi atau roti putih. Perlahan-lahan, ia menggantinya dengan karbohidrat kompleks, seperti nasi merah dan roti gandum. “Saya memberikan waktu bagi saya dan keluarga untuk beradaptasi. Kalau perubahannya terlalu drastis, saya khawatir beban yang terasa akan lebih berat dan upaya ini malah gagal total,” tuturnya.

 Menurut dr. Samuel, perjuangan terberatnya memang membentuk mind set. Oleh karena itu, sebaiknya menerapkan clean eating secara ketat. “Coba terapkan selama 8 hingga 12 minggu. Jika berhasil melewati masa itu, diet ini akan terasa mudah karena kebiasaan sehat yang baru sudah terbentuk,” jelasnya.

Memang, saat tubuh sudah terbiasa diberi makanan sehat, ia akan membentuk warning system terhadap zat-zat yang dianggapnya berbahaya, misalnya lewat rasa pusing, mual, atau nyeri. “Itulah sebabnya, jika kebiasaan sudah terbentuk, Anda boleh saja sesekali bandel. Karena, warning system yang sudah terbentuk tadi akan menjaga Anda dari terjerumus kembali ke pola makan yang salah,” komentar dr. Samuel. (EKA JANUWATI)



 


polling
Seberapa Korea Anda?

Hallyu wave atau gelombang Korea masih terus 'mengalir' di Indonesia. Penggemar KDrama, Kpop di Indonesia termasuk salah satu yang paling besar jumlahnya di dunia. Lalu seberapa Korea Anda?