Dr. Suryo Dharmono, SpKJ (k) dari Departermen Psikiatri FKUI
Angka kejadian depresi secara umum berkisar antara 5%-10%. Dalam kisaran tersebut, prevalensi pada wanita memang lebih tinggi daripada pria, dengan perbandingan 2:1. Faktor pertama adalah aktivitas hormonal yang berpengaruh terhadap perubahan suasana hati. Biasanya terjadi menjelang menstruasi, setelah melahirkan (baby blues), dan menjelang atau di tahun-tahun awal menopause.
Depresi termasuk salah satu gangguan medis, sehingga perlu ditangani secara medis. Dalam gangguan depresi, dikenal depresi ringan, sedang, dan berat. Seperti halnya penyakit, depresi juga memperlihatkan gejala khas, baik secara psikis (murung, sedih, marah, agresif, menarik diri) maupun fisik yang dikenal dengan istilah psikosomatis (insomnia, nyeri lambung, alergi, gangguan selera makan atau seksual, dan masih banyak lagi).
Depresi ringan sering kali tidak memerlukan intervensi obat-obatan, tapi bisa diatasi melalui tahapan konseling, atau dukungan dari lingkungan, dan menjauhkannya dari faktor penyebab munculnya depresi. Tetapi, positif thinking saja terkadang tidak cukup mengusir depresi.
Diperlukan pengobatan secara medis, dengan memberikan antidepresan untuk meregulasi kerja neurotransmitter dan hormon agar kembali berfungsi dengan baik. Ingatlah, mencari pertolongan profesional untuk depresi Anda merupakan wujud keberanian dan bukan kelemahan!