Career
Memegang Janji Atasan

14 Dec 2015

Beberapa waktu lalu beberapa teman menerima ajakan atasan untuk pindah, karena diiming-imingi kompensasi yang cukup besar, plus kesempatan untuk promosi. Nyatanya, perjanjian lisan itu batal secara sepihak, sehingga teman-teman saya malah menganggur. Saat ini saya mendapat ajakan serupa. Apa saja yang harus dipertimbangkan sebelum mengiyakan ajakan itu?

Cari tahu informasi sebanyak-banyaknya tentang perusahaan tujuan. Caranya kasual saja. Salah satu cara paling ampuh yang dicontohkan Susetyo adalah makan siang di sekitar lokasi kantor itu. Percaya, deh, tidak ada anak buah yang tidak menjadikan kantor dan atasannya sebagai bahan gosip. Dan makan siang adalah ajang paling seru untuk meluncurkan gosip-gosip itu.

Jadilah intel amatir, pasang telinga Anda lebar-lebar. Mereka mungkin akan seru mengobrol soal efisiensi habis-habisan yang sedang diterapkan perusahaan, atau turnover yang sedang tinggi-tingginya, atau rencana menjual salah satu anak perusahaan. Dari obrolan mereka, Anda bisa menarik kesimpulan apakah perusahaan itu cukup sehat.

Kalau perusahaan tujuan ini memiliki core business yang sama dengan perusahaan Anda sekarang, akan lebih mudah untuk menggali informasi. Misalnya, apakah perusahaan itu masih bisa berkembang, apa yang dibutuhkan untuk berkembang, apakah kemampuan Anda bisa berkontribusi pada rencana perkembangan itu, dan sebagainya. Namun, kalau Anda mendapat informasi bahwa perusahaan itu hanya mengandalkan satu klien, ada titik rawannya.

Nilai juga secara objektif, apakah bakat dan minat Anda sesuai dengan perusahaan tujuan, serta apakah karakter bisnis perusahaan tujuan cocok dengan karakter diri Anda. Karena,  tiap industri memiliki karakter sendiri. Kalau sedang kecewa, biasanya yang di depan mata akan terlihat bagus atau dibagus-bagusin atau dipas-pasin, padahal belum tentu demikian.
Meski berteman baik dengan atasan, sebaiknya jangan percaya begitu saja pada janjinya. Bisa jadi posisi politisnya di tempat baru tidak sehebat di tempat sekarang. Barangkali ia nanti bukan pengambil keputusan tertinggi, sehingga sebetulnya dia tidak bisa memberi janji-janji manis kepada Anda. “Mewaspadai janji orang lain memang sulit dilakukan. Lebih baik percaya pada diri sendiri daripada pada janji orang lain,” tegas GM Susetyo, konsultan SDM Graha Mitra Sukmana.

Sikap waspada dan hati-hati ini menjadi penting agar Anda tidak sibuk menyalahkan orang lain, jika kemudian terjadi sesuatu yang tidak diinginkan. Andalah yang bertanggung jawab atas keputusan tersebut, termasuk atas risikonya. Kalau nantinya perjanjian antara atasan dengan perusahaan tujuan yang menyangkut masa depan karier Anda berubah (dan merugikan Anda), Anda tidak bisa menyalahkan siapa-siapa, apalagi menyalahkan atasan. (f)



 


polling
Seberapa Korea Anda?

Hallyu wave atau gelombang Korea masih terus 'mengalir' di Indonesia. Penggemar KDrama, Kpop di Indonesia termasuk salah satu yang paling besar jumlahnya di dunia. Lalu seberapa Korea Anda?