Sex & Relationship
Membiarkan Anak Memilih Keyakinan

6 Jul 2013


Saya menikah beda agama. Kami sepakat, tidak masalah anak kami nanti akan memilih agama siapa. Karena suami tidak menunjukkan cara menjalankan agamanya, akhirnya anak-anak memilih mengikuti agama saya. Sekarang suami menuduh saya memengaruhi anak-anak. Kami mulai sering ribut karena masalah ini. Bagaimana jalan yang terbaik?

Jana - Jakarta

Menurut Psikolog Irma Makarim, keputusan menikah beda agama menunjukkan Anda berdua bertoleransi tinggi terhadap keyakinan yang dianut. Tetapi, ketika menyangkut keyakinan anak-anak, yang terlihat sebaliknya. Perselisihan bisa dihindari, bila rencana pendidikan agama bagi anak-anak dibicarakan secara matang dan kesepakatan dijalankan dengan benar. Kalau salah satu atau kedua belah pihak tidak mematuhi aturan permainan, tentunya perselisihan mudah terjadi, seperti saat ini. Bukannya memperbaiki keadaan, Anda berdua malah sibuk  membela diri dengan saling melemparkan kesalahan.

Anda berdua tentu mengerti ini bukan contoh baik untuk perkawinan beda agama. Dengan menganggap dirinya yang paling benar, pertengkaran akan berlanjut dan perkawinan Anda dipertaruhkan.

Untuk mempertahankan perkawinan, dibutuhkan perbaikan sikap Anda masing-masing. Bila Anda berdua ingin memberi landasan spiritual, berikan bimbingan yang bersifat lebih universal. Anda bisa mengangkat esensi dari agama, nilai-nilai ketuhanan, tanpa menekankan terlalu banyak pada bingkai agamanya. Dengan bertambahnya usia,  mungkin mereka dapat merasakan apa yang cocok bagi mereka dan menentukan pilihan.  Agama  seharusnya membawa cinta dan  kedamaian dalam rumah tangga, bukan malah menjadi bahan pertikaian.

Sedangkan menurut Psikolog Monty Satiadarma, komunikasi adalah jalan terbaik memecahkan masalah kesenjangan persepsi. Perdebatan merupakan langkah buruk guna menyamakan persepsi. Kesepakatan mungkin tak dapat diperoleh dalam waktu singkat, namun keselarasan harus senantiasa diupayakan, betapapun panjangnya proses tersebut.
 
Ada baiknya ditanyakan kepada suami, apa yang ia mau Anda lakukan? Karena Anda lebih memahami pandangan agama Anda daripada keyakinan yang ia miliki. Jika memang ia menginginkan anak berkeyakinan serupa dengannya, dialah yang lebih layak menuntunnya. Jika ia tidak cukup puas dengan kondisi yang ada saat ini, tanyakan padanya, apakah memiliki solusi yang baik yang dapat ia lakukan, dan bukan menyuruh Anda melakukannya.

Pertimbangkan agar anak tidak makin bimbang memilih keyakinannya karena kesenjangan persepsi   kedua orang tuanya. Berikan juga kesempatan pada anak untuk bersikap dewasa dalam memilih sebagai proses individuasi. Sehingga, ia tidak  memilih karena kehendak orang tua, melainkan berdasarkan pilihannya sendiri.(f)





 


polling
Seberapa Korea Anda?

Hallyu wave atau gelombang Korea masih terus 'mengalir' di Indonesia. Penggemar KDrama, Kpop di Indonesia termasuk salah satu yang paling besar jumlahnya di dunia. Lalu seberapa Korea Anda?