Trending Topic
Mata Ketiga Pencari Bakat

4 Dec 2015

Apa, sih, susahnya mengorbitkan orang yang jelas-jelas memiliki potensi dan bakat? Tapi, jangan salah. Orang dengan pengalaman mencari bakat sebanyak Sulung Landung saja pernah gagal. “Bukan gagal dalam artian salah mengambil talent, tapi beberapa talent yang saya pegang juga sering berkali-kali ditolak, kok,” ujar pria yang juga menjadi manajer dari Cathy Sharon dan Dian HP ini.

Psikolog Roslina Verauli mengatakan, para pencari bakat umumnya memiliki kecerdasan atau kemampuan khusus yang tak dimiliki orang pada umumnya. “Dalam ilmu psikologi, ada pendekatan psikologi kognitif dalam memahami perilaku manusia. Nah, para pencari bakat ini memiliki kecerdasan kognitif yang sangat baik dalam membaca atau memahami pola seseorang di bidang-bidang tertentu dengan sangat baik,” ujar Vera. Pola yang ia maksud adalah kemampuan seseorang mempersepsi, mempelajari, menalar, atau memandang suatu bidang.
   
Sering kali, potensi yang dimiliki seseorang itu tak terlihat oleh orang kebanyakan. Potensi yang bukan hanya fokus pada skill, kemampuan, maupun keunggulan fisik. Potensi yang tak terlihat itu sering juga disebut sebagai star quality, atau, jika boleh meminjam istilah sebuah ajang kompetisi pencarian bakat, the x factor.
   
Apa yang diandalkan para pencari bakat? “Sebagai pencari bakat, saya mengandalkan intuisi. Memang saya tak hanya memilih yang fisiknya menarik, tapi saya juga menganalisis adakah star quality dalam dirinya,” ujar Sulung.
   
Hal yang disebut sebagai intuisi ini menurut Vera sebenarnya adalah kemampuan kognitif dalam memahami pola orang lain. “Kemampuan itu biasanya terbentuk oleh pengalaman, pengetahuan mendalam atas bidang yang ia geluti, kedalaman   menganalisis suatu permasalahan, komunikasi interpersonal yang baik, serta kompetensi di bidang yang ia cari bakat-bakatnya,” ujar pengajar psikologi di Universitas Tarumanegara ini.
   
Pekerjaan seorang pencari bakat bukanlah sekadar memberikan pemilik bakat kesempatan untuk casting, rekaman, menerbitkan buku, atau bekerja di bidang tertentu. Di industri musik misalnya, setelah melihat kemampuan dasar pemilik bakat, pencari bakat akan melakukan branding terhadap pemilik bakat yang mereka temukan.

Salah satu strategi branding yang dilakukan adalah mengubah nama mereka. “Yang pernah diganti namanya adalah Nicky Astria yang bernama asli Nastiti Karya Dewi, atau Nike Ardilla dari Nike Ratna Dillah,” ungkap Frans Sartono, wartawan senior Kompas. Demikian juga Mulan Jameela yang bernama asli Raden Terry Tantri Wulansari, atau Sania yang aslinya bernama Siti Tuti Susilawati Sutisna.
   
Tak cukup sampai di situ, pencari bakat juga berperan dalam memoles bakat pemilik bakat. “Tak mudah menyerah, sabar, merasa yakin terhadap kemampuan artisnya, serta tangguh adalah modal yang dibutuhkan seorang talent manager,” tutur Sulung. (f)
   
Baca Juga:
Indikator Sukses Pencari Bakat


 


polling
Seberapa Korea Anda?

Hallyu wave atau gelombang Korea masih terus 'mengalir' di Indonesia. Penggemar KDrama, Kpop di Indonesia termasuk salah satu yang paling besar jumlahnya di dunia. Lalu seberapa Korea Anda?