Trending Topic
Liburan Telah Tiba!

25 Jun 2014

Libur! Berbagai rencana liburan biasanya telah dirancang jauh-jauh hari. Objek wisata memang jadi tujuan, namun tidak sedikit pula orang tua menjadikan liburan sebagai ajang mengajarkan anak-anak hal-hal yang mungkin tidak mereka dapatkan di sekolah.

“Dari kecil anak-anak selalu saya ajak ke tempat   ia bisa belajar sesuatu, seperti ke panti asuhan di Myanmar atau ke Norwegia. Tak hanya mengagumi northern light, kami juga bisa belajar tentang climate change dan sebagainya,” ujar Nadya, ibu dari Tyrone (20), Fynn (11), dan Nyla (4).

Sama seperti Nadya, presenter Becky Tumewu juga kerap memanfaatkan momen liburan untuk mengajarkan kedua anaknya, Tara (14) dan Kayla (11), tentang nilai-nilai kehidupan.

”Sebenarnya mengajarkan anak nilai-nilai kehidupan bisa kapan saja, namun liburan momen yang tepat kerena mereka melihat secara langsung,” jelas Becky.

Saat mereka ke Yogya, ke Candi Prambanan, Borobudur, Ratu Boko, Becky mengajarkan nilai budaya, tradisi, dan keragaman. Sedangkan saat mereka ke Labuan Bajo, Becky mengajak anak-anak untuk peduli lingkungan dengan mengumpulkan sampah botol plastik dan kemasan makanan.

”Begitu juga saat ke Jepang, anak-anak mempelajari bahwa budaya disiplin dan taat aturan membuat Jepang jadi negara yang bersih dan nyaman,” tambah Becky.
  
Berbeda dengan Gondan Puti Renosari. Ia justru memanfaatkan liburan dengan mengajak putrinya, Raetissa (9), ke tempat Gondan beraktivitas dan bekerja sebagai karyawan di NGO lingkungan, The Nature Conservancy. Misalnya, ke daerah konservasi laut di Papua.

Sementara Elvera N. Makki, Deputy Director Corporate Communication & Public Affairs Mercedes-Benz Indonesia, mengajak anaknya, Vala (11) dan Varen (7), berlibur sambil berkegiatan sosial bersama dengan mengajak ke Taman Bacaan Anak Lebah (TBAL), di Lombok, Nusa Tenggara Barat.

“Mengajak liburan anak-anak ke daerah akan memperlihatkan langsung kekayaan alam Indonesia yang luar biasa Indah. Liburan di TBAL membantu saya menanamkan nilai-nilai sosial, melatih rasa empati, berbagi dengan sesama, dan bersyukur dengan hidup yang kita miliki saat ini,” jelas Elvera.

Mengajak anak ke daerah-daerah terpencil di Indonesia memang dapat memperluas wawasan, berpikiran lebih terbuka, dan menghargai keanekaragaman. Menurut Eko Handayani, M.Psi, psikolog anak dari Universitas Indonesia, kegiatan liburan ini memang banyak manfaatnya, tidak hanya secara sosial, tapi  juga melatih kognitif anak.

“Secara sosial anak-anak dapat belajar mengelola emosi dan bersosialisasi dengan masyarakat. Selain itu, fisik mereka juga akan diajak bergerak,” ujar psikolog yang biasa disapa Ani ini.

Persiapan Matang
Apa pun jenis liburannya, dibutuhkan persiapan yang matang. Apalagi jika tempat yang dituju kondisinya berbeda jauh dengan yang biasa anak temui, mulai dari cuaca, makanan, hingga fasilitas.

“Kondisi anak-anak berbeda dengan orang dewasa, mereka punya batas ambang toleransi yang berbeda saat menghadapi ketidaknyamanan. Jangan marahi mereka jika kemudian mereka mengeluh atau merengek. Ini salah satu konsekuensi yang harus Anda hadapi,” ujar Ani. Karena itu sudah jadi tugas Anda sebagai orang tua untuk membuat anak nyaman, jika tak ingin Anda dan anak-anak jadi tidak menikmati liburan.

Saat ke Raja Ampat, Gondan sengaja membawa kasur tiup supaya Tissa bisa tidur nyaman, karena terkadang mereka harus menginap di rumah penduduk. “Saya yang biasanya cuek, mesti ekstra mempersiapkan diri dengan perlengkapan yang bisa membuat dia nyaman, seperti obat antiserangga, alat dan obat, P3K sederhana, pelampung ukuran anak-anak, tabir surya, jas hujan, dan sarung bantal,” kata Gondan.

Ia juga mengantisipasi kalau-kalau Tissa tak cocok dengan makanan di lokasi liburan dengan membawa banyak makanan ringan. “Walau awalnya dia agak canggung dan cuaca di sana panas,   dia tidak mengeluh,” tambah Gondan.

Bukan hanya fisik, menurut Ani, yang lebih penting adalah mempersiapkan mental anak-anak itu, sebelum membawa mereka berlibur ke mana pun. Berapa pun usianya, sebelum jalan mereka harus jelas dulu situasi dan kegiatan yang akan dilakukan di sana. Dengan begitu, mereka bisa bersiap-siap.

“Jangankan ke tempat yang serba terbatas atau kotor, ke tempat hiburan yang sudah sangat rapi pun orang tua harus memberi gambaran sejak awal,” ujar Ani, memberi saran.

Melibatkan anak untuk mengetahui seperti apa kondisi lokasi yang akan dikunjungi, serta mengetahui kegiatan apa saja yang bisa dilakukan, sangat penting.  Mengetahui keindahan, keistimewaan, dan serunya kegiatan yang bisa dilakukan akan membuat anak-anak bersemangat.

Namun, jangan tutupi kekurangan dan keterbatasan yang mungkin akan ditemui di sana, seperti kamar mandi yang tidak semewah di hotel berbintang, tempat menginap yang tidak berpendingin ruangan, atau perjalanan yang panjang. Dengan begitu, mereka akan bisa mempersiapkan mental. Ani menyarankan, jika memungkinkan, libatkan anak-anak seusianya dalam kegiatan itu.  Anak-anak akan merasa lebih nyaman, jika berada dengan mereka yang seusia.


Nuri Fajriati/Daria Rani Gumulya
Foto:


 


polling
Seberapa Korea Anda?

Hallyu wave atau gelombang Korea masih terus 'mengalir' di Indonesia. Penggemar KDrama, Kpop di Indonesia termasuk salah satu yang paling besar jumlahnya di dunia. Lalu seberapa Korea Anda?