Saat berada di negara baru, tentu bahasa menjadi masalah yang dikhawatirkan. Itu sebabnya, banyak orang menyangka kemampuan berbahasa asing lebih dari satu bahasa penting bagi tour leader yang ingin sukses. Kemampuan berbahasa asing memang bisa memberi nilai plus bagi seorang tour leader, namun ternyata bukan itu yang utama.
Menurut pengalaman Lisa Lie, tour leader dari agen perjalanan TravelMart, saat ia membawa rombongan wisatawan ke Tiongkok, ia tidak harus menguasai bahasa Mandarin secara fasih, cukup kata-kata sederhana seperti sapaan selamat pagi, siang, malam, dan bertanya harga. ”Menguasai bahasa negara setempat memang tidak mutlak, tapi bisa membantu agar kita tidak ditipu oleh pemandu lokal,” ujarnya.
Agar kemampuannya diakui, seorang tour leader juga perlu memiliki wawasan luas. Bukan sekadar wawasan tentang objek wisata yang dikunjungi, melainkan wawasan secara umum, agar tour leader dapat ’dekat’ dengan wisatawan yang didampinginya.
”Seorang tour leader harus siap berhadapan dengan berbagai macam orang dari berbagai kalangan dan profesi. Itu sebabnya, kita perlu membekali diri sendiri agar dapat ’masuk’ ke pembicaraan dengan klien yang dibawa,” ujar Priyadi Abadi, Wakil Ketua dan Humas, Media & Publikasi Indonesia Tour Leader Association (ITLA).
Namun, yang paling penting dimiliki seorang tour leader menurut Priyadi adalah jiwa kepemimpinan (leadership). Sesuai namanya, seorang tour leader harus dapat menjadi leader, pemimpin rombongan wisatawan yang dibawanya. Dalam perjalanan, boleh saja klien Anda seorang pejabat pemerintah atau pemimpin perusahaan, tapi saat di perjalanan, tour leader-lah pemimpinnya.
Tentu saja, bukan tipe pemimpin diktaktor yang diperlukan, tapi pemimpin yang penuh percaya diri, luwes, dapat meyakinkan orang banyak, dan netral, alias tidak pilih kasih. Ini yang menurut Priyadi, tidak dimiliki oleh semua orang. Seorang tour leader yang bisa saja menguasai empat bahasa asing atau hafal segala detail tentang objek wisata, seringkali gagal karena tidak memiliki leadership untuk tampil memimpin orang banyak.
Dengan leadership, kepercayaan dari klien, dan jejaring yang luas, tak heran jika seorang tour leader memiliki peran penting dalam sebuah agen perjalanan. Yunita Widjaja, General Manager Leisure dari agen perjalanan Bayu Buana yang memulai karier di dunia travel dari sekretaris, lalu menjadi tour leader yang membawanya ke berbagai belahan benua dari Asia hingga Eropa. Memang bukan perjalanan yang singkat, tapi menurutnya perjalanan karier yang menyenangkan. Bagaimana tidak, sambil bekerja ia bisa menikmati tempat-tempat indah.
Profesi ini juga bisa jadi gerbang untuk berwirausaha, seperti yang dialami Priyadi. Setelah malang melintang sebagai tour leader di beberapa agen perjalanan, jejaring luas dan kepercayaan dari klien pun ia peroleh. Ini menjadi modalnya untuk berwirausaha membuka agen perjalanan.
”Untuk mencapai posisi manajerial di sebuah agen perjalanan atau berwirausaha mendirikan agen perjalanan, tentu saja kita perlu menguasai ilmu manajemen,” ujar Priyadi. Menurutnya, keahlian ini bisa diperoleh dengan menambah ilmu di bangku kuliah lagi, seperti dengan menimba ilmu magister pariwisata di sekolah manajemen pariwisata.(Nuri Fajriati)