Fiction
Kekasih Jiwa [9]

19 Mar 2012

<< Cerita Sebelumnya

Indra mengendarai mobilnya dan keluar apartemen, setelah diantar pulang oleh teman Haris. Dia melihat spion beberapa kali untuk memastikan ada mobil yang mengikutinya secara bergantian dangan tanda khusus.

Ia memasuki parkiran mal dengan waswas, lalu mencari tempat parkir yang sudah ditentukan. Indra keluar mal dan mulai berbelanja. Uangku tidak akan habis kalau hanya untuk membuat mobilku penuh belanjaan....

Pukul dua puluh satu lebih empat puluh lima menit, Indra mencari tempat parkir yang diinformasikan kepadanya oleh Haris. Mobil Indra sudah ditukar dengan mobil lain yang sama dengan mobilnya. Indra membuka bagasinya dan memasukkan belanjaan.

Di seberangnya tampak seorang wanita cantik memasuki mobil yang mirip miliknya sambil tersenyum manis. Indra merasa sedang membunuhnya.

Tidak akan ada korban, semua sudah disiapkan secara baik....

Indra masuk mobil dan merasa aneh. Ini bukan mobilnya. Semua pintu terkunci otomatis dan tidak bisa dibuka. Indra panik. Panik adalah penyebab pertama kematian. Sebuah benda berkelip-kelip di bawah setir membuatnya berteriak keras, sambil menggedor kaca. Indra mengambil sepatunya dan sekuat tenaga memecahkan kaca, tanpa hasil. Kelap-kelip itu makin cepat dan... blaaar!

Yang dia ingat hanya sosok Haris yang berteriak di depan mobil. Semua cepat sekali terjadi dan Indra merasa melayang, lalu gelap dan sepi sekali....

“Selamat pagi, Ndra,”

Indra mendengar suara samar-samar. Semua terlihat buram. Indra berusaha menggerakkan jarinya, sakit luar biasa. Haris terlihat samar-samar tersenyum di antara perban-perban di wajahnya.

Indra memejamkan matanya, sambil terus berusaha untuk mengingat kejadian terakhir. Semua masih gelap samar-samar. Barangkali aku sudah mati....

“Kau lihat aku, Ndra?” suara Haris terdengar jauh sekali.

“Sedikit gelap,” Indra mengerjapkan matanya. “Aku sudah mati?”

“Kau masih hidup.” Haris mendekatkan wajahnya, dekat sekali. “Kau koma selama dua hari.”

“Di mana aku?”

“Markas.” Haris meneliti telinga Indra, menyentuhkan jarinya di belakang daun telinga. ”Sakit?”

“Tidak. Tapi, semua badanku sakit.”

“Syukurlah tidak ada cedera kepala. Beberapa tulangmu retak karena terbentur tembok. Kita terhindar dari ledakan. Aku minta maaf, semua jadi kacau. Ada kebocoran rencana, semua jadi tidak terkendali.”

“Di mana Leo?”

Haris menghela napas panjang. “Kami mau minta maaf. Pak Leo....”

“Haris....” Indra merasakan sakit yang luar biasa, saat menggerakkan tangannya untuk menekan tangan Haris. Karena, lama sekali Haris menggantung kalimatnya.

“Kami minta maaf. Pak Leo memilih untuk....”

“Dia menyusul Anne?” Indra melayangkan pandangan ke arah jendela. Hamparan laut lepas membuat dirinya merasa melayang. “Haris?”

“Kami kecolongan. Pak Leo menjatuhkan dirinya dari atas gedung ini.”

Indra merasa semua menjadi sepi. Sangat hening....

“Kau janji padaku untuk melindunginya,” Indra berbisik serak. Dadanya sesak sekali, dan dia hanya ingin menangis.

“Maafkan saya.”

Haris menyentuhkan tangannya pada tangan Indra yang penuh perban. Indra merasakan pipinya perih sekali. Ada air mata yang terus mengaliri lukanya. Tapi, luka di hatinya jauh lebih sakit. Leo sudah meninggalkannya.

“Tolong, tinggalkan saya....”

Indra memalingkan wajahnya ke arah jendela. Hamparan laut lepas sekarang membuatnya sangat ketakutan. Dia melihat dirinya sendiri berkejaran dengan Leo di pantai. Leo tertawa terbahak-bahak, saat Indra jatuh dan basah kuyup, lalu Leo menariknya untuk berenang ke tengah, ke tengah, dan ke tengah lagi. Dingin... dingin sekali....

Indra seperti mendengar jeritannya sendiri. Di mana aku? Siapa aku? Mengapa aku? Indra merasa sudah ikut mati.

“Tanjaya sengaja menciptakan gedung dengan kualitas rendah untuk menurunkan Leo dan menggantikannya dengan Frans, me-nantunya yang lain. Tindakan itu diambil, saat Tanjaya tahu bahwa Leo dan Anne sepakat untuk bercerai. Sudah lama Leo ingin menceraikan Anne dan mencarimu untuk dinikahi. Leo dianggap menantu durhaka tentu saja, orang yang tidak tahu berterima kasih, dan terus menyakiti hati anak kesayangannya, Anne. Semua kejadian direncanakan oleh Tanjaya sendiri. Sekarang semua sudah selesai, Tanjaya sudah ditangkap kembali atas banyak tuduhan pembunuhan.”

Indra terkulai lemah.

Akulah penyebab semua ini. Aku membuat banyak orang terbunuh, dan aku yang menciptakan seorang Tanjaya menjadi monster pembunuh.... Seharusnya aku meninggalkan Leo, ketika Leo menikah. Seharusnya aku membuka hatiku untuk Dewa. Seharusnya aku tidak perlu menjadi katak dalam tempurung cintaku.

Semua sudah selesai, kisah ini sudah selesai, karena Leo sudah menyelesaikannya dengan caranya sendiri. Leo mati untuk membuatku bernyawa. Karena dia tahu, Tanjaya tidak akan mau melepaskanku....

Indra duduk di mobil dengan kaca gelap, melihat dirinya ikut terkubur dalam peti mati Leo. Tidak ada Anne dan anaknya di sana, hanya beberapa kerabat Leo dan para petugas kepolisian. Haris menyentuh pundak sopir dan mobil berjalan ke luar pemakaman menuju bandara.

“Paspormu dan identitas baru. Kau punya rumah, pekerjaan, dan saudara baru di sana.”

Haris memeluknya dan mengantar sampai pintu keberangkatan.

“Terima kasih.”

Indra memeluk Haris erat dan menangis. Alangkah leganya bisa menangis....

“Jaga dirimu, Lynn.”

Haris menyapanya dengan nama barunya.

Indra tersenyum kecil. “Aku suka nama Lynn.”

“Aku memikirkan nama barumu selama seminggu. Syukurlah kau suka. Pesawatmu akan berangkat.” Haris memeluk pundaknya.

“Bagaimana aku menghubungimu?”

“Aku yang akan menghubungimu. Leo beruntung mencintai orang sepertimu.”

Indra tersenyum kecil, memeluk Haris, lalu melangkah masuk pesawat, duduk di samping jendela dan menge­ratkan sabuk pengaman. Akan lebih dari sepuluh jam perjalanan menuju negara barunya.

Akhirnya aku punya waktu panjang untuk tidur.

Hari baru telah menungguku.... (Tamat)

Penulis: Lie Phan


 


polling
Seberapa Korea Anda?

Hallyu wave atau gelombang Korea masih terus 'mengalir' di Indonesia. Penggemar KDrama, Kpop di Indonesia termasuk salah satu yang paling besar jumlahnya di dunia. Lalu seberapa Korea Anda?