Career
Karier: Profesional di Media Sosial

28 Jul 2014

Berdasarkan survei yang diadakan McKinsey Global Institute tahun 2012, seorang pekerja menghabiskan 2,6 jam waktunya dalam sehari atau 28% waktu kerjanya untuk mengirim dan membalas e-mail. Itulah sebabnya, menurut Sylvina Safitri, konsultan karier dari lembaga konsultasi sumber daya manusia, EXPERD Consultant, sama halnya di dunia nyata, dalam berkomunikasi secara online perlu adanya etika agar Anda tetap profesional. Berikut tip berkomunikasi di Media Sosial:
  • Hindari topik sensitif. Berbeda dengan e-mail yang membawa image perusahaan Anda, media sosial merupakan branding pribadi Anda. Hindari menulis topik yang sensitif, tentang hal pribadi teman atau bos, juga topik-topik yang memicu perselisihan di media sosial. Kadangkala, pendapat yang Anda tulis bertentangan dengan pendapat bos atau rekan kerja. Ini hal yang tidak bisa dihindari. “Dalam menggunakan media sosial, perlu kematangan emosi dan pribadi untuk menanggapi perbedaan pendapat. Hal yang tidak boleh adalah tidak menghargai, mencemooh, dan menyerang,” ujar Sylvina.  
  • Dilarang mengeluh. Hati-hati mengeluh di media sosial. “Saat ini hampir semua recruiter selalu mengecek track record kandidat yang diseleksi melalui media sosial. Dari media sosial, akan terlihat sifat, minat, dan kebiasaan kandidat. Jika Anda terlihat sering mengeluh tentang pekerjaan, jalanan macet, atau pekerjaan kantor, recruiter akan memberi penilaian negatif terhadap Anda. Mengeluh di media sosial juga hanya akan dinilai jelek oleh rekan yang membaca status Anda. Anda dinilai tidak bisa mengatasi masalah sendiri sehingga selalu membaginya di media sosial.
  • Kunci Mulut Anda. Masalah kerahasiaan adalah isu yang sangat krusial. Apa yang terjadi di kantor sebaiknya jangan sampai terdengar ke luar. Perusahaan membayar Anda salah satunya untuk menjaga rahasia perusahaan. Contohnya, jika Anda terlibat dalam sebuah proyek perusahaan yang belum dapat disebarkan ke publik, jangan sampai Anda mendahuluinya dengan membocorkannya di media sosial. Mungkin Anda terlalu bangga dengan proyek tersebut, namun hal ini sangat tidak etis dan membawa Anda pada masalah yang membahayakan karier Anda.     


Daria Rani Gumulya


 


polling
Seberapa Korea Anda?

Hallyu wave atau gelombang Korea masih terus 'mengalir' di Indonesia. Penggemar KDrama, Kpop di Indonesia termasuk salah satu yang paling besar jumlahnya di dunia. Lalu seberapa Korea Anda?