Money
Investasi Syariah: Menjanjikan!

4 Sep 2012


Tidak kalah dengan jenis investasi konvensional, dalam dua atau tiga tahun belakangan industri keuangan syariah telah memiliki hampir semua produk investasi yang juga ditawarkan oleh investasi konvensional. Untuk beberapa kategori, hasil yang diberikan produk investasi syariah bahkan lebih menggiurkan daripada versi konvensionalnya.

MENJANJIKAN!
Tak terasa, 10 tahun sudah lembaga keuangan berbasis syariah hadir dan ikut membangun perekonomian negara. Ditandai dengan beroperasinya Bank Muamalat Indonesia pada tahun 1992, kini dunia perbankan syariah makin marak. Terlebih, setelah terbitnya UU No. 10/1998 yang membuka kesempatan bagi bank konvensional untuk mendirikan divisi syariah.

”Hampir semua bank konvensional, baik yang dikelola oleh lokal, asing, maupun pemerintah, memiliki cabang syariah, atau bahkan banting setir total menjadi bank syariah,” ungkap Achmad Kusna Permana, Sekretaris Jenderal Asosiasi Bank Syariah Indonesia (ASBISINDO).

”Syariah sendiri sekarang menjadi salah satu alternatif baru sistem perbankan yang ada di dunia. London  akan menjadi pusat perkembangan sistem keuangan syariah di Eropa,” ujar Achmad, yang sempat berkunjung ke London, dan takjub dengan cepatnya pertumbuhan investasi syariah di negara yang bermayoritas penduduk nonmuslim itu.
Menurutnya, para nasabah nonmuslim di London percaya bahwa dana yang mereka taruh  tidak akan dipakai untuk membiayai bisnis-bisnis yang bertentangan dengan masalah kesehatan, seperti industri rokok, atau perusahaan yang dalam pengelolaannya terbukti merusak lingkungan.  

Di Indonesia sendiri, pembeli produk investasi syariah tidak terbatas pada kalangan muslim. ”Di Permata Syariah  misalnya, 36% nasabahnya adalah nonmuslim,” kata Achmad, yang juga menjabat sebagai Executive Vice President & Head of Syariah Permata Bank.

Tidak mengherankan, dalam tiga tahun terakhir, industri syariah di Indonesia meningkat pesat, dengan pertumbuhan tertinggi pada tahun 2011. Outlook Perbankan Syariah 2012 yang disusun oleh Bank Indonesia menyebutkan bahwa di tahun itu pertumbuhan aset bank syariah mencapai 48%, dengan pangsa pasar meliputi 3,8% (dari 2,3% pada tahun 2010) dari perbankan nasional. Bahkan, data terbaru per Mei 2012 menyebutkan bahwa pangsa pasar ini telah meningkat menjadi 4,2%.

Mohammad B. Teguh, perencana keuangan dari QM Financial, berpendapat bahwa persentase pangsa pasar ini masih terbilang kecil. Dengan jumlah umat muslim di Indonesia yang mencapai 180 juta jiwa lebih, harusnya Indonesia bisa mengalahkan negara jiran, seperti Malaysia yang telah  mencapai 40%.
”Bahkan, 30% dari proyek infrastruktur pemerintah di Malaysia telah dibiayai oleh dana syariah. Tentunya, dengan cara syariah, pendanaan ini akan bersifat lebih adil dan transparan,” ungkap Teguh, yang menganggap bahwa pemerintah kurang serius dalam mendorong pertumbuhan ekonomi syariah di Indonesia.

Di Asia Tenggara, Malaysia masih memimpin pasar perbankan syariah, diikuti oleh Indonesia dan Singapura. Dilihat dari total asetnya, industri perbankan syariah di Indonesia saat ini memang baru mencapai Rp153 triliun. Tapi, dilihat dari jumlah nasabahnya, sudah nyaris mencapai 13 juta orang.

Dalam rencana cetak birunya, Bank Indonesia menargetkan untuk meningkatkan pangsa pasar industri syariah hingga 10% pada tahun 2015. Menurut Achmad, ini hanya persoalan waktu. Sebab, saat ini industri syariah di Indonesia masih terus berbenah.
”Dari ragam produk investasinya terus dikembangkan. Caranya, dengan membuat versi syariah dari instrumen investasi konvensionalnya. Fasilitas dan infrastrukturnya pun dibuat sama. Misalnya, sama-sama ada fasilitas internet banking, mobile banking, atau kartu debit. Sehingga, pelayanan berjalan lebih efektif dan cepat,” ungkap Achmad.(f)



 


polling
Seberapa Korea Anda?

Hallyu wave atau gelombang Korea masih terus 'mengalir' di Indonesia. Penggemar KDrama, Kpop di Indonesia termasuk salah satu yang paling besar jumlahnya di dunia. Lalu seberapa Korea Anda?