Pertengkaran pasangan yang akan menikah, menurut konsultan perkawinan Adriana Ginanjar, merupakan hal yang wajar. Hal itu disebabkan karena ketika hari perkawinan sudah sangat dekat, masih banyak urusan yang belum selesai. Undangan belum datang dari percetakan, cincin kawin tidak sesuai pesanan, kebaya para pagar ayu belum jadi, sebagian cendera mata rusak saat pengiriman, dan lain sebagainya.
Faktor lain yang biasanya menyebabkan ‘kerusuhan’ menjelang pernikahan adalah campur tangan orang tua. Menurut Adriana hal itu bisa dihindari, asalkan orang tua memberi kebebasan penuh pada kedua anaknya untuk memilih sendiri jenis pernikahan yang diinginkan. Karena itulah, Adriana menyarankan jika hal itu terjadi, carilah jalan untuk membujuk orang tua atau menyewa wedding organizer untuk menetralkan suasana.
Menurut Adriana, memasuki gerbang sakral itu, calon pengantin akan deg-degan setengah mati. Ada saja pertanyaan yang muncul dalam benak calon pengantin. Entah keraguan terhadap diri sendiri atau calon suami, masalah karier, atau masalah pergaulan yang mungkin akan mandek bila sudah menikah dan punya anak.
Masalah yang cukup besar menjelang pernikahan juga bisa disebabkan karena kehadiran pria baru. Ada mitos yang mengatakan, kalau akan menikah, ada saja godaan yang datang. Biasanya, menjelang pernikahan, muncul rasa ragu pada calon suami. “Kalau ternyata di luar sana ada pria lain yang lebih sesuai, bisa jadi pernikahan itu terancam batal,” kata Adriana.
Kadar dahsyatnya pertengkaran pada setiap pasangan berbeda-beda. Ada yang ringan, ada pula yang bertengkar hebat, yang tidak hanya berujung pada pembatalan pernikahan, melainkan sampai benar-benar putus hubungan. (f)