Food Review
Hong Kong Masa Kini

20 Jul 2011

Setelah 15 tahun mengemban posisi sebagai executive chef di Cina, Yim Ying Tat berlabuh ke Indonesia dan memfokuskan karier pada gaya yang didamba lidah warga modern. Pada tahun 2000, ia adalah konseptor menu di balik kelezatan Courtyard Terrace, sebuah resto penyaji cita rasa Hong Kong modern di kawasan selatan Jakarta. Sembilan tahun berselang, pria berpanggilan akrab Atat ini memotori kelahiran kedua konsep serupa, dengan nama Courtyard Simply, di kawasan utara Jakarta. Bedanya, chef asli Kuang Tung tersebut memiliki ruang lebih untuk bereksplorasi dalam sajian non-halal.

“Konsep hidangan di Courtyard Simply merupakan wajah dari pergerakan hidangan Cina klasik menuju Cina modern yang berkembang di Hong Kong,” ujar Atat. Ternyata, warga Jakarta pun seia sekata dengan minat warga urban di kota metropolitan Cina tersebut. Sebagai generasi yang lazim menikmati hidangan Cina tradisional dan klasik hanya di momen-momen tertentu, warga Jakarta menemukan kenyamanan menikmati masakan kasual Cina di jam-jam makan siang dan malam mereka.

Kepiting soka goreng tepung disukai sebagai bentuk hidangan eksotis versi lidah Cina modern. Jika Anda bepergian ke kota yang sarat masyarakat Cina urban, seperti Singapura atau Hong Kong, terlihat nama ‘soft shell crab’ di menu-menu resto keluarga. Walau dagingnya yang lezat tak setebal daging kepiting bercangkang keras, minusnya langkah ribet memecahkan cangkang menjadi daya tarik utama. Chef Atat juga memiliki versinya di sini, dengan campuran bumbu berdominasi ngo hiong dan bawang putih. Walau kepiting soka dari peternakan Indonesia laris diborong eksportir, chef Atat sudah memiliki pemasok setia yang menjamin kesediaan stok.

Usai menikmati kepiting soka, pindah ke hidangan utama, Prawn Crystal. Udang dalam menu Prawn Crystal tak bersolek berlebihan. Udang dipoles tepung sagu tipis-tipis saja, dan dipercantik dengan cita rasa minyak wijen. Hmm, gurih dan manis udang tetap menonjol. Jika lidah Anda tak cukup dengan kesederhanaan ini, bantu dengan sayur favorit berupa Sauteed String Bean with Salted Egg. Ini merupakan sayur kacang panjang bersiram bumbu telur asin. Tidak terlihat saus tiram, saus xo, atau arak Cina yang biasanya tampil berlimpah di tumisan klasik. Kunci kelezatan terletak di tumisan trendi berupa kuning telur asin yang dicampur jahe dan ebi. Siap berkali-kali lipat menggurihkan hidangan Anda.

Wajib mencoba Herbal Jelly, dessert Cina yang memiliki sejarah panjang. Di tempat lain, bersemat nama Mandarin ‘guilinggao/ kuilingkau’ untuk jeli hitam legam ini. Dahulu kala, guilinggao merupakan remedi panas dalam yang terbuat dari tempurung kura-kura dan herba lain. Guilinggao masa kini praktis karena tersedia dalam bentuk siap pakai. Bagai yin yang, sesendok guilinggao memberi kesejukan di tubuh dari terpaan udara panas luar. Dibanding puding mangga yang manis, penyuka kuliner justru kerap menjatuhkan pilihan pada jeli bercita rasa mirip cincau ini karena mafhum dengan keunikan cerita di belakangnya. Disantap dingin-dingin dengan dituangi sedikit madu, mantap nian jeli ini.

Lokasi: Mall Artha Gading, lantai dasar Blok A7/15, Jakarta Utara. Telp: (021) 45864283. Harga makanan*): Rp25.000 – Rp148.000, minuman: Rp4.500 – Rp22.500 (Belum termasuk pajak & pelayanan 15,5%). Jam buka: Tiap hari, pukul 10.00 – 22.00 WIB. Suasana: Resto keluarga dengan sentuhan modern Mandarin.

*) Harga dapat berubah sewaktu-waktu, cek sebelum bersantap.



 


polling
Seberapa Korea Anda?

Hallyu wave atau gelombang Korea masih terus 'mengalir' di Indonesia. Penggemar KDrama, Kpop di Indonesia termasuk salah satu yang paling besar jumlahnya di dunia. Lalu seberapa Korea Anda?