Trending Topic
Hati-Hati 'Tersihir' Alat Komunikasi Canggih!

2 Aug 2011

Kini, sangat banyak teknologi komunikasi canggih. Kita tak bisa memungkiri bahwa alat komunikasi yang canggih itu memiliki banyak manfaat. Salah satunya, melenyapkan jarak. Tak ada hambatan lagi untuk berkomunikasi dengan orang yang jauhnya sampai ribuan kilometer, dengan cara yang mudah dan dengan biaya yang sangat sedikit. Namun, banyak hal tidak bisa dibicarakan hanya melalui alat komunikasi, termasuk lewat telepon.

Prof. Deddy Mulyana, dekan Fakultas Ilmu Komunikasi, Universitas Padjadjaran,  mengamati, ketika kita berkomunikasi secara langsung, ada hal-hal yang tak tergantikan oleh teknologi secanggih apa pun. Misalnya, ketika lawan bicara kita tersenyum, senyumnya bisa sangat menggetarkan. Getaran sekeras itu tidak akan didapat dari tampilan wajah di layar komputer. Atau, ada aroma lawan bicara yang tak bisa tercium, jika kita menggunakan skype.

“Ada sifat realitas yang paling alamiah, ketika kita bisa mengetahui sifat dan respons lawan bicara. Bukan hanya lewat kata-kata, tetapi juga lewat tatapan dan sentuhan. Dari bahasa tubuh seseorang, kita bisa mengetahui perasaannya terhadap kita. Misalnya, seseorang yang menyentuh kita, cenderung menyukai kita. Atau, seseorang memalingkan wajah dan menjaga jarak dengan kita, artinya orang itu kurang mengapresiasi kita. Hal-hal seperti inilah yang tidak bisa digantikan,” kata Prof. Deddy, menegaskan.

Dari survei kecil-kecilan yang dilakukan femina terhadap 100 responden, sebanyak 71% lebih menyukai komunikasi tatap muka. Alasannya sangat beragam, antara lain mereka merasakan kedekatan dan keintiman dengan lawan bicara, bisa mengurangi salah persepsi, bisa mendapatkan respons dengan segera, obrolan bisa sangat mendalam, bisa membaca bahasa tubuh, bisa menyampaikan pesan-pesan nonverbal, dan bisa mengetahui apakah lawan bicara berkata jujur atau tidak.

Ironisnya, dalam survei yang sama, ketika diminta menyebutkan cara berkomunikasi yang kini paling sering mereka gunakan, tiga yang teratas adalah twitter (media jejaring sosial), skype (tatap muka via layar komputer), dan whatsapp (semacam instant messaging). Mengapa demikian? Mereka menyebutkan, cara-cara ini sangat praktis, cepat, murah, efisien, dan mudah.

Lalu, bagaimana dengan pernyataan bahwa mereka lebih menyukai komunikasi langsung, seperti yang disampaikan sebelumnya? Rupanya, ada banyak alasan yang menghambat mereka untuk melakukannya. Salah satu yang utama, kurangnya waktu dan kemacetan. Malas sekali kalau harus menembus kemacetan yang parah, demi bisa bertemu dengan seseorang.

Helmi Qodrat Ichtiat, dosen Jurusan Komunikasi, FISIP, UI, mengamati, ini memang masalah, terutama di kota besar. Dengan kemacetan yang luar biasa, komunikasi langsung menjadi sangat terbatas. Ditambah lagi, ada gangguan dari alat-alat komunikasi itu sendiri. Sekalinya punya waktu untuk bertemu, mereka tetap sibuk dengan alat komunikasi masing-masing.

Anda mungkin pernah melihat sebuah keluarga kecil duduk bersama di sebuah resto, tapi ibunya asyik bermain BBM dengan teman arisan, ayahnya sibuk chatting dengan teman main golf, sementara anaknya main games di ponsel miliknya sendiri. Kebersamaan yang langka itu pun berlalu tanpa makna. (f)



 


polling
Seberapa Korea Anda?

Hallyu wave atau gelombang Korea masih terus 'mengalir' di Indonesia. Penggemar KDrama, Kpop di Indonesia termasuk salah satu yang paling besar jumlahnya di dunia. Lalu seberapa Korea Anda?