Health & Diet
Gaya Belanja dan Pola Diet

17 Oct 2011

Pernahkah Anda pergi ke supermarket untuk membeli sekotak susu, tapi malah berakhir dengan berkantong-kantong belanjaan? Kalau jawabannya sering, kemungkinan Anda adalah tipe pembelanja yang impulsif. Anda berbelanja hanya karena menuruti nafsu semata. Hati-hati, karena gaya belanja ternyata berpengaruh terhadap angka yang ditunjuk jarum timbangan Anda. Pembelanja impulsif misalnya, menjadi satu dari beberapa tipe pembelanja yang berisiko tinggi untuk gagal diet. Kenapa?

Menurut sebuah penelitian yang dilakukan oleh perusahaan asuransi Legal & General di Inggris, wanita yang pandai mengatur keuangannya cenderung untuk hidup lebih sehat. Ahli nutrisi dan diet dari Komunitas Sehati, Emilia Achmadi, sependapat. “Kuncinya ada pada disiplin diri. Mereka yang disiplin dalam hal keuangan, kemungkinan besar akan disiplin dalam berolahraga dan mengonsumsi makanan sehat, juga dalam berbagai aspek hidup lain,” paparnya. Karena, meski katanya old habits die hard, bukan berarti tidak bisa disiasati.

Ciri-ciri pembelanja impulsif:

Acara belanja Anda tidak pernah terencana, karena Anda adalah tipe orang yang benar-benar menuruti kata hati. Saat perut keroncongan, Anda memilih untuk membeli dan memakan apa saja yang ada. Yang penting perut (terutama hati) senang.

Analisis:

Seseorang yang impulsif melakukan banyak hal tanpa berpikir panjang. Hal ini tentu saja menyebabkan diet berantakan karena apa pun yang dilakukan tidak dipertimbangkan dulu akibatnya. Seorang yang impulsif akan lebih mengacaukan dietnya ketika ia berada di lingkungan yang tidak kondusif. Misalnya, di dekat kantor atau rumahnya terdapat restoran fast food. Ketika lapar dan malas mendera, resto itulah yang menjadi tujuan kaki melangkah.

Solusi:

Ada dua hal yang perlu diperhatikan. Yang pertama, ada baiknya Anda merencanakan acara belanja setidaknya seminggu sekali. Menu minggu ini disesuaikan dengan minggu sebelumnya. Kalau minggu lalu banyak mengonsumsi makanan yang bersantan, minggu ini pilih makanan yang tidak terlalu berlemak. Jadi, asupan gizi lebih terkendali dan menu makanan lebih bervariasi.

Yang kedua, jangan pernah pergi ke supermarket saat perut kosong. Karena, saat lapar, makanan apa saja akan terlihat enak dan menarik. Kemungkinan besar, Anda akan mengunjungi lorong makanan yang siap dikonsumsi, seperti biskuit atau kue, daripada sayur dan daging yang harus dimasak dulu. Pengaruh hormon ketika perut kosong akan membuat insting Anda mencari makanan yang memiliki kandungan gula tinggi.

Saat di supermarket, sebaiknya isi keranjang dengan urutan sebagai berikut: buah atau sayur berbagai warna, karbohidrat (beras, pasta, roti) dengan kandungan kompleks (beras merah atau roti gandum), dairy products (susu, keju, yoghurt yang rendah lemak), dan protein (daging, ikan, telur). Kalau masih ada energi untuk belanja dan ada tempat di keranjang, baru Anda boleh menuju ke lorong snack atau dessert. (f)

Baca juga:
Pola Diet Pembelanja yang Murah Hati



 


polling
Seberapa Korea Anda?

Hallyu wave atau gelombang Korea masih terus 'mengalir' di Indonesia. Penggemar KDrama, Kpop di Indonesia termasuk salah satu yang paling besar jumlahnya di dunia. Lalu seberapa Korea Anda?