Celebrity
Dua Wajah Rizna Nyctagina

18 Jul 2011

Di sebuah ruang tunggu studio gedung Trans TV, muncullah sosok yang sangat khas itu. Dengan dress (zaman dulu) berenda, tas besar bertali yang lusuh, dan sepatu balet warna pink. Wajahnya ditaburi bedak seputih kapur, dan di tulang pipinya dipoles blush on seperti  tomat ranum. Bibirnya mungil, dihiasi warna merah, dan rambutnya seperti sapu ijuk. Dialah Jengkelin yang suara dan kehadirannya selalu bikin jengkel sekaligus dirindukan. Siapa wanita di balik wajah boneka tersebut?

Ketika femina bertemu dirinya, Jengkelin keluar dari studio dengan pandangan kosong, berjalan kaku seperti robot. Ketika berbicara pun nadanya seperti orang bingung. Tapi, setengah jam kemudian, dengan dandanan berbeda, sosok itu berubah menjadi seorang gadis manis yang ramah dan modis, bernama Rizna Nyctagina yang biasa dipanggil Gina.        

Mulailah ia bercerita. Peran Jengkelin lahir dari sebuah acara yang pernah ditayangkan Trans TV. Kala itu, menurut Gina, pembagian peran cukup stereotip. Ada yang selalu menjadi ibu-ibu galak, gadis genit, sementara Gina selalu kebagian peran ‘bodoh-bodohan’. “Saya terpilih memerankan tokoh gadis yang sangat menjengkelkan itu, mungkin karena suara saya cempreng,” kata Gina, lulusan Fakultas Kedokteran  Universitas Trisakti.

Gina menyebut perannya itu menjengkelkan karena selalu ngeyel dan sulit mengerti, walau sudah diterangkan berulang-ulang. Tapi, tak disangka, pemirsa merespons positif peran tersebut. Maka, di minggu-minggu berikutnya, gadis menjengkelkan itu pun ditampilkan lagi. Dari situ lahirlah Jengkelin (dari kata jengkel) dengan dandanan yang khas .

“Peran itu membuka pintu rezeki bagi saya,” ujar Gina. Bagaimana tidak, dengan dandanan dan perilaku aneh tersebut, ia kemudian laris tampil solo sebagai pembawa acara dan bintang iklan.

Tidak seperti kelihatannya, pendalaman karakter Jengkelin bagi Gina ternyata cukup sulit. “Saya tidak punya ‘sontekan’ gadis menjengkelkan itu seperti apa. Banyak yang bilang, karakter Jengkelin mirip salah satu karakter di MAD TV, sebuah acara televisi di Amerika Serikat. Tapi, saya sendiri belum pernah lihat. Jadi, sosok Jengkelin betul-betul berdasarkan imajinasi saya saja,” jelasnya.

Awalnya tim kreatif hanya menyediakan baju dan wig. Jengkelin di masa awal memang masih mencari ‘jati diri’ dan belum terkesan menjengkelkan. Akhirnya tim rias secara tidak sengaja mencoba mendandani wanita mungil ini dengan hiasan di pipi dan di bibir, yang akhirnya menjadi hak paten dandanan Jengkelin.           

Hampir empat  tahun Jengkelin lahir lewat Gina. Namun, gadis kelahiran Jakarta, 3 November 1984, ini mengaku tidak lelah memerankan tokoh tersebut. “Setiap hari memerankan Jengkelin tidak melelahkan bagi saya, meskipun harus betul-betul masuk ke dalam karakternya. Saya baru mempunyai beban jika sedang capek atau mati ide, karena penonton pasti mengharapkan sesuatu yang lucu dari Jengkelin,” tutur wanita yang anti pada film horor ini.                                        

Jika ada yang memintanya tampil sebagai Gina, tapi berkelakuan Jengkelin, ia mengaku tidak bisa. “Saya menganggap Gina dan Jengkelin sebagai 2 kepribadian berbeda. Jadi harus total dan lengkap atributnya kalau mau meminta saya tampil sebagai Jengkelin,” jelas Gina.

Sampai kapan ia akan memerankan tokoh ini? Dengan santai Gina menjawab, “Sampai penonton bosan.”  Ia tak khawatir dan tidak akan merasa terjebak dalam peran tersebut.

Tari Trisulo
Foto: Jane Djuarahadi


 


polling
Seberapa Korea Anda?

Hallyu wave atau gelombang Korea masih terus 'mengalir' di Indonesia. Penggemar KDrama, Kpop di Indonesia termasuk salah satu yang paling besar jumlahnya di dunia. Lalu seberapa Korea Anda?