Sex & Relationship
Dirongrong Adik Ipar

11 Oct 2012

Sejak adik suami tinggal di rumah Anda untuk meneruskan kuliah, hidup Anda jadi tidak tenang. Ia selalu meminta uang tambahan untuk hal-hal yang tidak perlu. Misalnya, untuk membeli kado ultah temannya. Suami Anda sudah menegaskan kepada adiknya agar mandiri. Namun, jika si adik kehabisan uang, ia mengadu kepada Anda. Sesekali, sih, tidak masalah. Tapi, lama-kelamaan menjadi rutin. Anda ingin mengadu kepada suami, tapi takut menyinggung perasaan adik ipar. 

Menurut konsultan Monty Satiadarma, jika Anda memperkenankan hal yang tidak layak berlangsung, Anda sendiri merupakan pendukung tindakan tersebut, dan dalam konteks psikologi hal ini dikenal sebagai co-dependent. Anda menyadari bahwa permintaan adik ipar merupakan sesuatu yang kurang pada tempatnya atau bahkan tidak perlu. Anda cemas menyinggung perasaan individu yang melakukan tindakan tidak layak. Anda cemas terhadap ketidaklayakan. 

Anda sendiri yang mencari pembenaran atau setidaknya pemakluman bahwa sesekali dapat diterima; artinya Anda membuka batas kelayakan tindakan. Apa sesungguhnya yang Anda cari? Ataukah Anda ingin memperoleh pujian dari adik bahwa Anda seorang yang baik hati, dengan kata lain ia bersimpati kepada Anda karena Anda menaruh simpati kepadanya. Mengapa pula Anda bersimpati terhadap tindakan yang menurut Anda tidak pada tempatnya?

Oleh karena itu, hentikan kebiasaan Anda menyuplai kebutuhan yang tidak perlu. Karena, jika Anda melanjutkan tindakan Anda, sama halnya dengan menjadikan dirinya kian bergantung pada Anda dan tidak bersikap mandiri. Padahal, suami Anda sendiri sudah mendorongnya untuk belajar mandiri. Justru pada saat ini tindakan Anda berseberangan dengan gagasan suami Anda. Untuk mendapatkan solusi, akan lebih baik jika Anda duduk dan menyelesaikan masalah ini berdua dengan suami. 

Menurut konsultan Irma Makarim, rasanya Anda perlu mengkaji situasi ini kembali. Adik ipar menjadi begitu bergantung pada Anda, akibat sikap Anda yang terus menuruti tuntutannya. Berbeda jauh dari sikapnya terhadap sang kakak, suami Anda, yang cenderung segan. Adik ipar tak berani melanggar aturan yang telah diterapkan suami Anda, tetapi sebaliknya menjadi sangat berani meminta segala hal kepada Anda. Bukankah ini semua bisa terjadi karena Anda membuka kesempatan ini? 

Untuk mengubah situasi, pertama-tama Anda harus berani berlaku tegas pada adik ipar. Ingat, tak ada gunanya memberikan bantuan, bila Anda tidak melakukannya dengan hati ikhlas. Boleh saja Anda membantunya di saat ia memang membutuhkan, tapi janganlah memberi hanya karena rasa iba. Anda harus bisa melakukan kalkulasi logis. Buat jadwal rutin dan berikan uang dengan jumlah tetap kepada adik ipar. Jika bantuan tersebut habis sebelum waktunya, biarkan dia berusaha menutupi kekurangannya sendiri. Kalaupun ia membujuk Anda untuk memberi lebih, ungkapkan saja dengan jujur bahwa Anda juga sedang kewalahan mengelola keuangan keluarga.

Akan lebih baik bila Anda mengomunikasikan semua ini dengan suami, sehingga ia ikut memberi dukungan terhadap usaha Anda. Lagi pula, suami juga perlu mengetahui bahwa kondisi adiknya kerap kekurangan biaya. Bisa jadi itu semua bukan murni kesalahan adiknya, melainkan memang jumlah yang dikirimkan tidak mencukupi. Tak ada salahnya bagi suami untuk turut membantu lewat Anda. Diskusikan bersama bagaimana sebaiknya bantuan ini diberikan.  

Baca juga:




 


polling
Seberapa Korea Anda?

Hallyu wave atau gelombang Korea masih terus 'mengalir' di Indonesia. Penggemar KDrama, Kpop di Indonesia termasuk salah satu yang paling besar jumlahnya di dunia. Lalu seberapa Korea Anda?