Selain harus mengusut dan mengaudit keuangan, kita juga harus membereskan masalah manajemen yang selama kepemimpinannya carut-marut. Belum juga merasakan nyamannya duduk di kursi jabatan baru, kita sudah dapat warning dari para staf yang dari sisi usia jauh lebih senior, untuk tidak mengadakan perubahan. Semangat langsung turun drastis, serasa jadi kambing kurban! Rasa-rasanya, risiko dan beratnya tanggung jawab yang kita pikul, tidak sebanding dengan kesenangan materi atau batin yang diperoleh.
Situasi yang kita hadapi memang tidaklah ringan. Namun, menurut konsultan karier Sylvina Savitri dari Experd, pengetahuan mengenai kondisi yang ada sebetulnya merupakan hal positif buat kita. Hindari memberatkan diri dengan beban pikiran. Sering kali, begitu dijalani, tidak seberat yang kita pikirkan, kok. Untuk memecah kekhawatiran, coba break-down langkah-langkah jangka pendek dan realistis yang bisa dilakukan. Cara ini akan menenangkan Anda, karena melihat sesuatu yang possible dan bukan impossible.
Lakukan riset, bicara dengan staf, baca emosi, baca politik, sebelum membuat manuver atau perubahan yang memengaruhi orang banyak. Saat menghadapi seorang trouble maker, atau si sulit, luangkan waktu untuk melakukan pendekatan personal. Tak perlu sampai keluar makan siang. Mampir ngobrol di mejanya selama 10-15 menit tentang keseharian atau kesibukannya saja, sudah cukup. (f)