Trending Topic
Cermat Berinvestasi

3 Apr 2014


Sebelum terjun ke dunia investasi, investor harus menentukan terlebih dahulu instrumen yang sesuai dengan tujuannya. Entah kebutuhan membeli rumah dan mobil, ibadah umrah atau haji, perjalanan wisata, proteksi asuransi, maupun kebutuhan dana pensiun.  Lalu setelah itu menentukan besar dana yang harus diinvestasikan. Dengan adanya kenaikan harga barang dan jasa (inflasi) sebesar 7,33 persen per tahunnya, maka tujuan masa depan akan sulit tercapai, bila hanya bergantung pada tabungan semata.             
    Pada dasarnya setiap investasi memiliki risiko, dan tiap individu juga mempunyai risk profile yang berbeda pula. Oleh karenanya, investor harus merasa nyaman dengan jenis investasi yang dipilihnya.
Menurut Vivian Secakusuma, Presiden Direktur BNP Paribas Group, dalam seminar edukasi BNP Paribas Investment Academy, investor harus mengetahui perbedaan guna deposito dan investasi.                           
    “Tabungan lebih pas untuk kebutuhan darurat, sedangkan investasi bersifat jangka panjang yaitu 3-5 tahun, agar tidak merugi,” ujar Vivian.
    Lebih jauh, Vivian mengatakan bahwa waktu yang tepat untuk berinvestasi adalah saat ada dana lebih dan ditarik saat sudah membuahkan keuntungan. “Investor sebaiknya mencari instrumen investasi yang potensinya bisa memberi kinerja lebih dari inflasi. Dan, sebaiknya harus sudah mempersiapkan dana pensiun sejak usia 35 tahun,” jelas Vivian.  
    Investasi bisa dilakukan dengan ada dua cara, yaitu investasi sendiri bagi yang punya cukup ilmu, dan yang menggunakan jasa manajer investasi. Bagi yang tidak ingin ribet, reksa dana bisa jadi pilihan.                 
    Pada investasi ini, reksa dana dikelola oleh manajer investasi, sedangkan investor hanya memonitor pergerakan uang saja.
“ Sebelum membeli semua investor harus memahami prospektus, investasi ini terhitung aman bila sudah terdaftar di otoritas jasa keuangan (ojk), sebab harta kekayaan nasabah akan di amankan oleh bank kustodian,” ungkap Vivian.
    Jenis investasi lainnya yang paling rendah risikonya adalah obligasi. Harga obligasi per harinya berbeda-beda tergantung dari banyaknya orang yang ingin membeli maupun menjual. Ini karena harga ditentukan oleh pergerakan tingkat suku bunga, kalau suku bunga naik maka harga obligasi turun, tingkat pengembalian suku bunga (yield) pun otomatis akan naik.                     
   Peran investor adalah ‘meminjamkan’ uang kepada suatu perusahaan, jika terjadi kebangkrutan maka perusahaan harus membayar obligasi (surat hutang) investor. Sedangkan di dunia saham, kalau perusahaan bangkrut, investor saham juga pasti bangkrut. Sebaliknya,  bila perusahaan mendapatkan profit maka keuntungan yang didapatkan juga akan besar.
    Menurut Vivian agar tak merugi, calon investor harus memahami bisnis suatu perusahaan mulai dari manajemennya, grafik penjualannya, dan selalu melakukan evaluasi.
    Sedangkan salah satu instrumen investasi di bursa berjangka yang populer di kawasan Asia adalah investasi emas. “ Orang masih senang berinvestas emas karena pergerakannya beda. Gunanya, untuk melindungi nilai. Kalau kondisi pasar atau keadaan politik tak menentu maka harga emas akan naik,” kata Vivian.


Woro Hartari Trianti



 


polling
Seberapa Korea Anda?

Hallyu wave atau gelombang Korea masih terus 'mengalir' di Indonesia. Penggemar KDrama, Kpop di Indonesia termasuk salah satu yang paling besar jumlahnya di dunia. Lalu seberapa Korea Anda?