Trending Topic
Berdamai di Segala Situasi

8 Feb 2016

 
Angela (28) yang bertubuh sangat kurus sempat dijadikan bahan bercandaan teman-temannya. Memiliki berat badan 39 kg membuat Angela dijuluki ‘Si Ceking’ ataupun ‘Si Cungkring’. Awalnya, ia menganggap teman-temannya sekadar bercanda. Tapi, lama-kelamaan Angela merasa sangat terganggu. “Bayangkan saja, hampir  tiap hari saya mendengar komentar tak mengenakkan mengenai tubuh saya. Masalah ini sempat membuat perasaan saya jadi lebih sensitif,” ujar Angela.
 
Menurut Mellissa, diperlukan kecermatan dalam menyikapi basa-basi yang melibatkan urusan pribadi. Baik korban maupun pelaku basa-basi, keduanya harus mampu menempatkan diri sesuai situasi dan kondisi. Ketika seseorang merasa tidak nyaman menerima basa-basi yang bersifat life maupun body shaming misalnya. Cara pertama yang disarankan Mellissa bagi para korban basa-basi, mari kenali diri sendiri dengan baik (self-talk).  
 
Pahami dengan baik hal-hal apa saja yang membuat Anda sampai kesal ataupun tersinggung karena komentar orang lain. Misalnya, status pernikahan, usia, warna kulit, bentuk tubuh, maupun tinggi badan. Melakukan self-talk, menurut Mellissa, akan membuat Anda sanggup menyesuaikan diri dengan segala situasi, sekalipun dipenuhi basa-basi yang menyakitkan hati.
 
Cara kedua, terima segala kekurangan diri Anda tersebut. Dengan begitu, Anda akan mampu bersikap fleksibel menyesuaikan diri dengan segala situasi. Bahkan, ketika dihadapkan dengan situasi tak menyenangkan, Anda tetap punya keinginan berdamai dengan situasi tersebut. “Anda pun tak akan kesal, meski orang lain mengomentari status maupun kondisi fisik Anda. Kalau sudah bisa menerima diri sendiri, apa pun lingkungan yang Anda hadapi, it would be fine.” 
 
Pengalaman Moriska misalnya. Tadinya, ia memang sempat kesal dengan warna kulitnya yang sangat gelap. Namun, lama-kelamaan  Moriska bisa menerima kekurangannya itu dan menjadikan warna kulitnya sebagai aset penting sebagai model. “Apa yang dilakukan Moriska sudah tepat. Ia tidak mengubah warna kulitnya, tetapi mengubah cara pandangnya. Kulit gelap bukan berarti jelek. Justru hal itulah yang membuatnya terlihat unik sebagai model,” cetus Mellissa.
 
Cara ketiga, cari cara untuk mengekspresikan diri. Bisa melalui hobi maupun katarsis. Cari aktivitas sesuai kesukaan semisal menulis, membuat karya seni, bermain teater, dance, dan olahraga. Mengekspresikan diri lewat kegiatan positif ampuh untuk menstabilkan emosi dan perasaan negatif. 
 
Cara keempat, berpikir positif bahwa orang yang berbasa-basi soal urusan pribadi sebenarnya hanya karena ingin mencairkan suasana, bukannya berniat menyinggung perasaan Anda. “Dengan begitu, Anda pun tidak perlu terbakar emosi saat ada orang berkomentar tentang ukuran tubuh Anda. Kita punya tanggung jawab penuh untuk mengendalikan diri, entah itu mengabaikan atau memedulikan komentar orang lain. We just need to change the way we think,” tegas Mellissa. 
 
Menambahkan Mellissa, menurut Bagus, beberapa orang yang ia lihat lebih sensitif biasanya karena mengalami begitu banyak tuntutan, bahkan overload, untuk menanggapi banyak stimulus dari lingkungan. “Dan itu lebih banyak terjadi pada orang di kota besar seperti Jakarta. Tak heran akhirnya mereka jadi mudah lelah dan mudah tersinggung, bahkan hanya karena hal-hal ringan, seperti basa-basi dan candaan,” papar Bagus. (f)
 


 


polling
Seberapa Korea Anda?

Hallyu wave atau gelombang Korea masih terus 'mengalir' di Indonesia. Penggemar KDrama, Kpop di Indonesia termasuk salah satu yang paling besar jumlahnya di dunia. Lalu seberapa Korea Anda?