Anda ingin bercinta setiap hari, dia hanya mau seminggu sekali. Anda eksperimental, dia lebih suka gaya konvensional. Kapan ketemunya?Apakah Anda juga mengalami masalah ini? Perbedaan hasrat dan irama seksual memang bisa menjadi hal yang mengganjal hubungan suami-istri. Wanita masa kini tentu tak mau lagi hanya dijadikan objek seksual. Seperti penjelasan pemerhati seksologi dari RS Cipto Mangunkusumo, Jakarta, dr. Herdiman B. Purba, SpRM, “Meski hasrat seksual dipengaruhi berbagai faktor (lingkungan, pendidikan, dan hormonal), umumnya pria dan wanita sehat memiliki hasrat yang sama.”
Orang dengan keadaan normal dan sehat tak akan mengabaikan seks, apalagi pria. Namun, hasrat seksual bisa menurun. Hal itu bisa disebabkan karena rasa jenuh dan kelelahan. Dokter Herdiman menjelaskan bahwa rasa jenuh bisa terjadi karena ajakan bercinta yang to the point. Kejenuhan juga bisa terjadi karena fantasi tak terpenuhi.
Jika hasrat serta irama seksual Anda dan pasangan berbeda, ada baiknya Anda mengadakan refleksi. Mungkin pekerjaan Anda relatif tidak terlalu berat dan menyita waktu. Sementara pasangan sering bekerja hingga larut malam.
Selain itu, ada pasangan yang punya pemahaman seks berbeda. Mungkin bagi pasangan Anda membicarakan seks adalah tabu, namun, tidak bagi Anda. Saat rekan Anda mengaku rutin berhubungan seks tiga hingga empat kali seminggu, Anda yang mendapat ‘jatah’ satu kali seminggu, merasa minder. Padahal menurut dr. Herdiman, tak ada ukuran ideal berapa sering bercinta.
Menurut dr. Herdiman, belum ada obat untuk ‘meredakan’ gairah seksual. Daripada sibuk memikirkan obat, lebih baik bugarkan tubuh Anda. Maka, meski terdengar klise, mulailah berkomunikasi dengan pasangan di tempat tidur. Tak perlu berkaca pada pasangan lain, sebab setiap pasangan unik. “Carilah solusi yang lebih mengacu pada kualitas, bukan kuantitas,” ungkap dr. Herdiman. (f)
