Celebrity
Bakat Juara Talitha Andini Prameswari

19 Feb 2013

Malam itu, Amila Tamadita, Pemenang I Wajah Femina 2011, berjalan perlahan mengelilingi 20 finalis Wajah Femina 2012. Tiba-tiba, Amila yang siap melepas mahkota itu berhenti di belakang gadis cantik berdarah Jawa, Aceh, dan Padang, untuk menobatkannya sebagai Pemenang 1 Wajah Femina 2012. 

Semua mata langsung tertuju kepadanya. Dialah sang juara, Talitha Andini Prameswari (21). Bagai bintang yang sinarnya memancar dari berbagai sisi, ia pun memupuk prestasi pada semua sisi kehidupannya: karier, akademis, pengembangan bakat, dan kehidupan sosial. 

Di panggung malam final Wajah Femina 2012, Talitha menampilkan bakatnya yang lain.  Dengan gemulai  tubuh dan jemarinya memainkan tarian yang indah. Matanya menatap tajam ke kiri dan ke kanan. Ia secantik tari Bali yang dibawakannya. Meski didaulat untuk membawakan tarian secara spontan, ia terlihat sangat menyatu dalam irama musik dan tariannya.

Bakat menarinya memang sudah terlihat sejak Talitha berusia 3 tahun. Ia merengek minta didaftarkan di sebuah sekolah tari. Sejak itu, ia sering mendapat kepercayaan menari di berbagai daerah. Bahkan, setelah ia dewasa, tawaran menari sebagai misi budaya di luar negeri pun menghampirinya.

Puncaknya, tahun 2006 ia dipercaya untuk membawakan tarian tradisional Indonesia di acara Konferensi Asia Pasifik. Kemampuan menarinya pun mengantarnya ke negeri paling romantis, Prancis, untuk tampil dalam misi kebudayaan, tahun 2007. Tak hanya itu, selain penampilannya di berbagai acara seni, tahun 2011 Talitha dipercaya untuk  mewakili Indonesia sebagai Duta ASEAN untuk program ASEAN Community 2015. 

Dalam menjalankan tugasnya ini, Talitha sempat tinggal selama tiga bulan di Thailand. Ia bertugas mempersiapkan siswa-siswi Thailand menghadapi globalisasi serta perubahan-perubahan ASEAN dari sebuah asosiasi menjadi sebuah komunitas di tahun 2015. Setelah itu, sebagai delegasi Indonesia, ia pun wajib membawa pesan dan ide yang sama di negara sendiri. 

“Selama menjabat, saya road show ke beberapa sekolah yang dirintis ASEAN, mengajar di sekolah anak-anak tunarungu, mengajar mata pelajaran matematika, bahasa Inggris, dan kesenian untuk suku Akha, salah satu suku tradisional di Thailand. Berbicara dalam  konferensi regional di Kementerian Luar Negeri Thailand serta tampil di pertunjukan kebudayaan dan pariwisata ASEAN Global Village,” jelasnya. Acara ini juga dihadiri oleh berbagai delegasi dari negara ASEAN dan negara di luar ASEAN, seperti perwakilan dari Taiwan, Cina, Amerika Serikat, dan Uni Eropa.

Kini, Talitha sedang sibuk menyiapkan acara Culture Summer School pada bulan Juni-Juli 2013, yang ia buat bersama 4 orang temannya. Ide ini berkembang karena kecintaannya pada budaya Indonesia. Dalam programnya ini, ia akan mengundang 30 orang mahasiswa Eropa dan Asia Pasifik untuk belajar kebudayaan Indonesia di Kota Kembang, Bandung.

Tiap negara memiliki program Summer School dan mengisinya dengan pertukaran pelajar untuk mempelajari kebudayaan setempat. “Sayang sekali kalau Indonesia yang kaya budaya tak memiliki program seperti ini. Sekarang saya sedang proses mengumpulkan dukungan. ASEAN Thailand dan organisasi Aiesec sudah memberi respons positif,” ujar Talitha, yang juga  menjadi pengajar dan MC di Sanggar Anak Akar, sebuah sekolah otonom untuk anak-anak jalanan Jakarta.

Tak bisa dipungkiri, dengan setumpuk kegiatan yang dijalaninya, sering kali rasa jenuh melanda. Apalagi, ia mengaku sebagai pribadi yang super moody. Lucunya, ia memiliki cara ampuh untuk menghalau mood buruk. “Percaya atau tidak, jika saat bekerja tiba-tiba mood saya jelek, saya langsung masuk toilet, mendengarkan musik, joget-joget dan membuat koreografi. Setelah itu, saya akan merasa jauh lebih baik dan siap  untuk  bekerja lagi,” katanya, tertawa.

TRIFOSA DEWI



 


polling
Seberapa Korea Anda?

Hallyu wave atau gelombang Korea masih terus 'mengalir' di Indonesia. Penggemar KDrama, Kpop di Indonesia termasuk salah satu yang paling besar jumlahnya di dunia. Lalu seberapa Korea Anda?