Trending Topic
ADOPSI, YUK!

3 May 2012

Ini cara baru yang layak dilirik. Trenyuh mendengar berita bahwa badak jawa, orang utan, pohon langka, makin sedikit jumlahnya? Anda bisa mengadopsi mereka agar tak keburu punah.
Tapi, bukan berarti Anda boleh membawa anak harimau lucu pulang ke rumah, atau, Anda harus datang ke hutan di Kalimantan untuk merawat pohon …. Cara ini malah sangat tak dianjurkan. Karena, kedatangan kita ke ‘rumah’ atau habitat mereka  justru sangat mungkin membuat binatang dan pohon langka jadi ‘stres’.

Program adopsi yang digalang sejumlah lembaga di bawah ini adalah cara praktis dan kredibilitas untuk menyelamatkan flora dan fauna dari ‘jarak jauh’.  Pada prinsipnya, sebagai ‘orang tua asuh’ Anda mendonasikan sejumlah uang secara berkala. Dana yang terkumpul digunakan untuk usaha-usaha konservasi dan melestarikan hewan dan pohon langka.      

1. Rhinocare (WWF Indonesia)
Badak jawa (Rhinoceros sondaicus) adalah salah satu spesies terlangka di dunia dengan perkiraan jumlah populasi tak lebih dari 45-55 individu di Taman Nasional Ujung Kulon (TNUK), Banten. Badak jawa juga termasuk  lima spesies badak paling langka yang ada di dunia dan masuk dalam daftar merah badan konservasi dunia IUCN, yaitu dalam kategori sangat terancam atau critically endangered.

2. Sahabat Harimau (WWF Indonesia)
Harimau sumatra (Panthera tigris sumatrae) merupakan satwa endemik Indonesia yang populasinya saat ini tersebar dalam populasi-populasi kecil di dalam dan di luar kawasan konservasi di Sumatra. Diperkirakan populasi yang tersisa di habitat alaminya hanya 300 - 400 ekor dan jumlahnya akan terus berkurang apabila kerusakan hutan Sumatra terus berlanjut.
Harimau sumatra adalah harimau terakhir Indonesia,  setelah harimau bali pada tahun ‘40-an dan harimau jawa pada tahun ‘80-an dinyatakan punah. Kepedulian terhadap masa depan ‘raja hutan’ di habitat alaminya mendorong WWF-Indonesia terus melakukan upaya terpadu untuk melindungi harimau sumatra.
Info: wwf.or.id

3. Orang Utan (The Borneo Orangutan Survival)
Primata yang 97% susunan genetikanya sama dengan manusia ini dikenal sebagai 'umbrella' species (spesies payung). Satwa ini punya peran vital dalam proses regenerasi tumbuhan, termasuk memperkaya keragaman flora dan fauna di hutan hujan Asia Tenggara. Sayang, perburuan liar organ orang utan untuk bahan obat dan makanan, membuat mereka terancam punah. Mengingat bahwa 90% populasi orang utan ada di Indonesia, maka penting untuk dijaga populasinya.
Ratusan anak orang utan menjadi yatim piatu, karena ibu mereka harus dibunuh terlebih dahulu untuk mendapatkan mereka. Yayasan BOS bersama dengan Balai Konservasi Sumberdaya Alam berupaya menyelamatkan orang utan yang kehilangan tempat tinggalnya. Anda dapat mengambil bagian dengan mengadopsi orang utan. Dengan cara ini, Anda dan orang yang Anda kasihi dapat memberikan kontribusi untuk biaya pakan dan perawatan orang utan. Orang utan yang berhasil diselamatkan, dibawa ke Pusat Reintroduksi Orang Utan untuk belajar bagaimana bertahan hidup di hutan sebelum mereka dapat dilepaskan kembali ke habitat alaminya.
Info: orangutan.or.id  

4. Hutan Sahabat Green (Green Radio)
Pernahkah Anda jalan-jalan ke kawasan Gunung Gede Pangrango, Jawa Barat? Bila ya, Anda pasti terpukau oleh keindahannya. Kawasan yang luasnya hampir 23.000 hektare dan ditetapkan sebagai taman nasional pada tahun 1980 ini ditutupi oleh hutan hujan tropis pegunungan.
Di dalamnya terdapat begitu banyak tanaman langka dan endemik (hanya ada di lokasi itu). Antara lain, ‘si pohon raksasa’ rasamala, ‘si pemburu serangga’ atau kantong semar (Nephentes spp), serta berjenis-jenis anggrek hutan. Bahkan, ada pula beberapa jenis tumbuhan yang belum dikenal namanya secara ilmiah, seperti jamur yang memendarkan cahaya. Agar anak dan cucu kita sempat melihat mereka sebelum punah, berdonasi pohon adalah salah satu caranya.
Info: greenradio.fm



 


polling
Seberapa Korea Anda?

Hallyu wave atau gelombang Korea masih terus 'mengalir' di Indonesia. Penggemar KDrama, Kpop di Indonesia termasuk salah satu yang paling besar jumlahnya di dunia. Lalu seberapa Korea Anda?