Kota New York seperti beyond dream bagi seorang bocah yang dibesarkan di kota kecil dari keluarga ekonomi pas-pasan. Tapi, nyatanya, ia bukan hanya bisa menginjakkan kaki di megapolitan itu, tapi juga menaklukkannya dengan menempati posisi penting di sebuah perusahaan besar. Dituturkan dengan indah, lewat buku dengan anak judul Dari Kota Apel ke The Big Apple ini kita dibawa hanyut oleh ingatan si aku yang menerawang kembali ke masa-masa kecilnya yang sangat sederhana di Kota Batu, Malang. Juga, menyimak catatan hariannya yang ‘melankolis’ di hutan beton Manhattan. Novel yang meneguhkan kita, bahwa harapan itu masih ada. (f)