Trending Topic
Tak Perlu Tersinggung, Begini Kira-kira Gambaran Khas Orang Indonesia Zaman Now

5 Nov 2018


 
Netizen Mahatahu
 
Biasanya, seseorang diakui kepakarannya itu pada bidang terbatas. Namun, bila mengamati saat ini, seseorang bisa menjadi pakar dalam segala hal. Segala hal dikomentari panjang lebar, lengkap dengan saran dan tidak lepas kritik maha pedas.
 
Saat Piala Dunia Rusia, lalu semua orang menjelma menjadi komentator bola. Mereka marah dan menghina Messi, Neymar, ketika tim papan atas ini gagal melaju dan harus pulang kampung.
 
Saat musim pilkada, juga menjelang pilpres ini, semua orang menjadi pengamat politik. Bila selama ini pengamat politik menggunakan data, hasil survei, dan bermacam teori, nah, pengamat partikelir ini tak perlu menggunakan data apa pun. Bisa saja cukup menggunakan satu artikel dari situs abal-abal untuk membedah dan menganalisis persoalan politik yang ada.
 
Yang penting, ngomong dan ikut campur! Sungguh ‘netizen mahatahu’. Kehidupan para artis paling rentan terkena ‘pisau tajam’ netizen. Dari persoalan busana hingga hubungan cinta, seolah menjadi tanggung jawab bersama. Tengok saja, bagaimana netizen rame-rame 'menasehati' Pevita Pearce untuk tidak berpacaran dengan Ariel Noah, ketika dua selebritas ini dikabarkan tengah dekat. Ouch!
 
Menurut Bambang Setiawan, antropolog dan peneliti utama Litbang Kompas, mengapa semua orang tiba-tiba pintar ngomong? Itu karena masyarakat kita saat ini bisa belajar dari mana saja, terutama dari media online. Mereka copy paste saja dari yang ada di media.  

“Dulu mereka jarang sekali menyerap, membaca. Soal politik misalnya, dulu paling mendengar politik setahun sekali atau malah lima tahun sekali, sekarang tiap hari. Bahkan, saat pilkada belum dibuat serentak, hampir tiap saat ada pemilihan kepala daerah. Hal ini menyemai bahasa politik kepada masyarakat secara terus-menerus.”
 
Terlepas dengan apa pun akan dikomentari, orang saat ini tidak hanya melihat satu hal dari satu sisi saja. “Orang saat ini punya kemampuan mengkritisi satu hal dari sisi yang sebaliknya, termasuk pada kejadian tragis seperti bom di Surabaya beberapa waktu lalu. Ada saja memang yang memandang dari sudut sebaliknya,” kata Bambang.
 
Derasnya informasi mengenai kasus tersebut, termasuk informasi dengan logika yang dibuat sebaliknya, membuat masyarakat memang bisa tinggal pilih mana yang mereka percaya. “Apakah mereka percaya pada informasi polisi atau percaya pada pihak yang sebaliknya,” Bambang menjelaskan.
 


Topic

#politik, #trendingtopic, #jokowi, #prabowo, #pemilu

 


polling
Seberapa Korea Anda?

Hallyu wave atau gelombang Korea masih terus 'mengalir' di Indonesia. Penggemar KDrama, Kpop di Indonesia termasuk salah satu yang paling besar jumlahnya di dunia. Lalu seberapa Korea Anda?