Trending Topic
Setelah Meraih 31 Emas Asian Games, Bagaimana Prediksi Prestasi Indonesia di Olimpiade 2020 Dalam Kacamata Antropologi Biologis?

4 Sep 2018


Foto: Honda Tranggono
 
 
Pesta olahraga negara-negara se-Asia yang berlangsung di Jakarta dan Palembang sudah ditutup Minggu (2/9/2018) malam. Sejak Asian Games 2018 dibuka pada tanggal 18 Agustus 2018 dengan Opening Ceremony yang meriah dan membius, Indonesia dinilai berhasil dalam penyelenggaraan.

Keberhasilan Indonesia juga dipersembahkan oleh para atlet, yang meraih 31 medali emas. Ini adalah pertama kali dalam sejarah keikutsertaan Indonesia di Asian Games. Karena itu, yang kemudian membuat penasaran adalah, seperti apakah prospek prestasi atlet Indonesia ke depan, terutama ketika Olimpiade 2020 sudah menjelang.

Berikut ini gambaran prestasi atlet Indonesia lewat kacamata Antropologi Olahraga yang merupakan subdisiplin Antropologi Biologi yang dituliskan oleh Rusyad Adi Suriyanto dari laboratorium Bioantropologi dan Paleoantropologi, Fakultas Kedokteran Kesehatan Masyarakat dan Keperawatan Universitas Gadjah mada Yogyakarta.

Antropologi olahraga merupakan subdisiplin dalam antropologi biologis. Satu upaya dalam pengumpulan data antropologi biologis adalah metode antropometris. Data antropometris dapat dipakai sebagai pertimbangan seseorang untuk memilih cabang olahraga yang tepat dengan badannya.

Memerhatikan perolehan medali, khususnya emas, bagi Indonesia, di Asian Games 18 sudah dapat terbaca ragam cabang olahraga yang menyumbangkan medali. Umumnya medali-medali itu diperoleh dari cabang-cabang olahraga yang memanfaatkan kemungilan tubuh kita.

Persebaran rasial negara peserta Asian Games XVIII 2018 adalah Kaukasoid (meliputi negara-negara Timur Tengah, Persia, Asia Tengah dan Asia Selatan), Mongoloid meliputi negara-negara Asia Tenggara, Asia Timur Daratan dan Kepulauan. Khusus Indonesia, tidak hanya Mongoloid, tetapi juga Australomelanesoid.

Secara garis besar negara-negara daratan Asia terpilah dalam dua populasi. Di bagian barat adalah Kaukasoid dan bagian timur adalah Mongoloid. Variasi populasinya masih terlihat relatif jelas. Populasi Kaukasoid Asia relatif berbeda dengan Eropa dan Afrika Utara. Populasi Kaukasoid di antara negara-negara belahan barat Asia juga memperlihatkan variasi badannya. Populasi Mongoloid di antara negara-negara belahan timur Asia juga memperlihatkan variasi badannya. Variasi badan itu sangat dipengaruhi genetika dan lingkungannya. Lingkungan itu terutama terkait dengan bentang alam, letak garis lintang dan aspek-aspek lain yang sifatnya abiotik.

Ragam manusia itulah yang berlomba menggapai prestasi olah raga tertinggi dalam Asian Games XVIII kali ini. Mereka semua adalah satu kesatuan spesies Homo sapiens, yang bervariasi dalam subspesiesnya. Mereka berbeda-beda namun tetap satu. Unity in diversity.
 


Topic

#asiangames2018, #energyofasia, #asiangames

 


polling
Seberapa Korea Anda?

Hallyu wave atau gelombang Korea masih terus 'mengalir' di Indonesia. Penggemar KDrama, Kpop di Indonesia termasuk salah satu yang paling besar jumlahnya di dunia. Lalu seberapa Korea Anda?