Trending Topic
Menyaksikan Keragaman Masyarakat Australia dan Indonesia di Festival Sinema Australia Indonesia 2017

18 Jan 2017


Foto: MEI, Wikipedia


Film peraih berbagai nominasi dan penghargaan—termasuk nominasi film terbaik Golden Globe 2017, Lion (2016), akan menjadi salah satu film yang ditayangkan pada Festival Sinema Australia Indonesia (FSAI) 2017, 26 -29 Januari 2017 nanti, di Jakarta. Tidak hanya penayangan filmnya, acara yang diselenggarakan oleh Kedutaan Besar Australia ini akan menghadirkan Saroo Brierley, tokoh nyata dari karakter utama film Lion, yang akan berbicara mengenai cerita kehidupannya menjadi warga Australia dan upaya menemukan ibu kandungnya.

Selain Lion, festival yang berlangsung untuk kedua kalinya tahun 2017 ini juga akan menayangkan delapan film lain dari Indonesia dan Australia. Delapan film tersebut yaitu The Ravens, Looking for Grace, Girl Asleep, Satellite Boy, Spear, Sokola Rimba, Sendiri Diana Sendiri, dan What They Don’t Talk About When They Talk About Love.

Di acara konferensi pers FSAI 2017 di Jakarta, Selasa (17/1), Duta Besar Australia, Paul Grigson, menyampaikan, festival ini diadakan kembali untuk memperkuat kerja sama kedua negara. 


(Duta Besar Australia, Paul Grigson, bersama dua sutradara wanita, Kamila Andini dan Mouly Surya)
 
“Warga Australia dan Indonesia sama-sama mencintai film sebagai cara untuk mengekspresikan harapan, impian, dan tantangan. Kedua negara memiliki indsutri yang dinamis dan kekayaan bakat kreatif,” sebut Paul.

Sepanjang festival ini, karya sineas-sineas muda hadir dalam Kompetisi Film Pendek FSAI. Dari hampir 300 film pendek yang masuk, terjaring enam finalis yang akan berkompetisi dan pemenangnya berkesempatan menayangkan filmnya pada Melbourne Internasional Film Festival pada bulan Agustus 2017. Enam film pendek yang akan berkompetisi berjudul Nunggu Teka, Deadline, Ibu dan Anak Perempuannya, It’s A Match, Ojo Sok-Sokan, dan satu-satunya film animasi, Outgrowth.


(Para peserta kompetisi film pendek FSAI 2017)

“Hadirnya kompetisi film pendek merupakan salah satu cara mendorong tumbuhnya sektor kreatif. Kesempatan ini terutama datang dari dunia film,” jelas Paul dalam wawancaranya dengan Femina.

Selain itu, Paul mengungkapkan pula bahwa tidak ada kriteria ketat dalam memilih 9 film yang ditayangkan pada FSAI 2017 ini. Seluruh lapisan masyarakat dapat ikut menyaksikan FSAI 2017. Apalagi, film-film yang ditayangkan menampilkan aspek-aspek yang berbeda dari keberagaman masyarakat Australia dan Indonesia, serta menawarkan perspektif yang unik mengenai Australia kontemporer.

Tertarik menyaksikan FSAI 2017? FSAI tidak hanya hadir di Jakarta, tapi juga akan mampir ke Makassar dan Surabaya. Catat tanggalnya:
- Jakarta, 26 – 29 Januari 2017, di XXI Senayan City.
- Makassar, 28-29 Januari 2017, di XXI Trans Studio.
- Surabaya, 4 – 5 Februari 2017, di XXI SUTOS.

Tiket bisa didapatkan dengan mendaftar di FSAI2017.Eventbrite.com

Selamat menonton! (f)
 


Topic

#festivalsinemaaustralia

 


polling
Seberapa Korea Anda?

Hallyu wave atau gelombang Korea masih terus 'mengalir' di Indonesia. Penggemar KDrama, Kpop di Indonesia termasuk salah satu yang paling besar jumlahnya di dunia. Lalu seberapa Korea Anda?