Trending Topic
Kematian Penyu Laut yang Menelan 915 Uang Logam di Thailand Jadi Peringatan untuk Bersikap Bijak Saat Berwisata

24 Mar 2017


Penyu laut, Orm Sin, usai operasi untuk mengeluarkan 915 uang logam dari dalam perutnya.
Foto: AFP

Berwisata sambil melihat-lihat satwa boleh-boleh saja. Asal, jangan mentang-mentang satwa tersebut tidak bisa melawan manusia, Anda berbuat seenaknya, hingga membahayakan kehidupan mereka. Satwa juga makhluk hidup seperti layaknya manusia.

Seperti peristiwa baru-baru ini di Thailand, seekor penyu laut hijau langka ditemukan telah menelan 915 uang logam, yang membuatnya kesulitan untuk berenang dan koin-koin itu meracuni tubuhnya.

Orm Sim, demikian nama penyu laut tersebut (seperti dilansir dari BangkokPost.com) yang diberikan oleh para ahli kesehatan hewan dari Chulalongkorn University, Bangkok, yang berarti “celengan babi”. Nama ini diberikan setelah diketahui terdapat lebih dari 5 kg uang koin dalam tubuh penyu betina berusia 25 tahun ini.

Pada awal Maret, dilansir dari Washington Post.com, Orm Sim dikirim ke Chulalongkorn University oleh pihak Pusat Konservasi Penyu Laut milik angkatan laut Kerajaan Thailand di distrik Sattahip, provinsi Chon Buri setelah melihat kondisinya yang tampak tertekan, bahkan hampir tenggelam.
 
Dari hasil CT Scan, mulanya dikira Orm Sim memiliki gumpalan tumor pada perutnya. Setelah dilakukan operasi—yang dipimpin Dr. Nantarika Chaunse—ditemukan 915 uang logam di dalam tubuhnya. Akhirnya diketahui bahwa Orm Sim, sebelum berada di pusat konservasi tadi, hidup di sebuah kolam di Koh Loy (pantai Koh), distrik Sri Racha, Chon Buri, dan sering menelan uang logam yang dilemparkan pengunjung atau wisatawan ke kolam.
 
Pengunjung percaya—atau diberitahu—bahwa dengan melemparkan uang logam pada Orm Sim, akan membawa keberuntungan. Ketika jembatan di Koh Loy sebagai pintu masuknya ditutup untuk perbaikan, Orm Sim diserahkan ke Pusat Konservasi Penyu Laut tadi. Sayangnya, Orm Sim mengira apa pun yang dilemparkan pengunjung adalah makanan.  
 
Setelah dilakukan operasi pengeluaran uang logam selama 9 jam, Orm Sim menjalani perawatan di Veterinari Medical Aquatic Animals Research Center, Bangkok. Perawatan dilakukan karena selain kondisi fisik yang menurun, Orm Sim juga tampak stres.


 
Orm Sim lalu menerima terapi untuk melatih fisiknya berenang kembali. Bebas dari beban berat logam, Orm Sim tampak bersemangat untuk berenang kembali. Nantarika—yang selalu menginfokan kemajuan Orm Sim lewat Facebooknya—menyebut Orm Sim kian kuat dan tampak lebih bahagia.
 
Pada hari Jumat, 17 Maret, setelah hanya dibolehkan menelan cairan, Orm Sim mulai bisa memakan makanan padat. Para dokter hewan pun mulai berencana akan melepaskan Orm Sim bebas ke alam (laut lepas). Sayang, pada hari Sabtu, 18 Maret, kondisi Orm Sim tiba-tiba menurun.
 
Orm Sim tampak kesakitan, terutama sakit di bagian perut, tulis Nantarika di Facebooknya. Rupanya, organ pencernaan Orm Sim tidak berfungsi baik setelah tubuhnya berusaha secara alami menyembuhkan diri namun kerusakan tubuhnya sudah terlalu parah. Endapan koin pada perut Orm Sim membentuk sebuah ruang kosong, yang justru mengacaukan letak organ pencernaannya.
 
Kegagalan penyembuhan sendiri ini, dilansir dari BangkokPost.com, gara-gara Orm Sim kekurangan protein dan memiliki jumlah zat logam nikel 200 kali lebih banyak dari kondisi normal. Kandungan nikel tinggi--yang diperoleh dari logam-logam yang ditelannya tersebut-- menurunkan kekebalan tubuh, serta memengaruhi kerja jantung dan otot-ototnya.
 
Tim penyelamat pun membawa Orm Sim ke ruang perawatan intensif pada Minggu malam. Hari Senin, 20 Maret, mereka melakukan operasi yang kedua dan berhasil mengeluarkan sejumlah besar gas dan cairan dari perut Orm Sim, serta memperbaiki posisi organ pencernaannya. Namun, sang penyu malah tidak sadarkan diri. Akhirnya, pada hari Selasa, 21 Maret, pukul 10.10 pagi waktu Bangkok, Orm Sim pun tiada. Penyebab kematian Orm Sim pun ditetapkan karenan darahnya keracunan.
 
“Dia (Orm Sim), pergi dengan damai. Setidaknya, dia memiliki kesempatan untuk berenang dengan bebas (tanpa beban berat di tubuhnya) dan makan dengan senang kembali, sebelum tiada,” kisah Nantarika sambil menangis tersedu-sedu saat konferensi pers mengenai hal tersebut. Nantarika pun menyebut Orm Sim sebagai pasien sekaligus teman dan gurunya. Orm Sim sebagai penyu laut bisa hidup selama 80 tahun. Tapi karena kecerobohan dan ketidakpedulian manusia, tanpa berpikir logis, Orm Sim pun hanya mampu hidup selama 25 tahun.
 
Mengomentari peristiwa tersebut,  Koordinator Kampanye Kelautan dan Perikanan WWF Indonesia, Dwi Aryo Tjiptohandono, menyebutkan bahwa seringkali, ketika berwisata, tidak sedikit dari kita yang masih kurang menyadari akan dampak perilaku kita terhadap sumber daya laut dan berujung nasib buruk pada satwa laut.

“Pengamatan dan interaksi yang dilakukan tanpa memperhatikan sensitivitas terhadap makhluk laut tersebut bisa menyebabkan perubahan perilaku, cedera, bahkan kematian bagi satwa,” sebut Aryo.

Untuk itu, ada dua hal yang bisa dilakukan kita sebagai wisatawan dalam menjaga kelestarian alam dan hewan laut:

1. Wisatawan harus lebih bijak dengan memilih operator dan paket wisata. Sebaiknya pilih yang tidak mengancam turunnya populasi satwa maupun rusaknya ekosistem laut.

2. Wisatawan juga bisa mengingatkan operator wisata tentang aspek-aspek yang perlu diperhatikan agar wisata bahari yang diselenggarakan tidak berdampak negatif. “Karena, bagaimana pun juga, operator wisata bahari harus memastikan kelestarian modal usaha mereka, yaitu ekosistem laut yang sehat dan keanekaragaman satwa,” ujar Aryo.

Dan, Aryo menambahkan, diharapkan pelaku wisata, baik wisatawan maupun operator wisata mampu mempraktikkan kegiatan pariwisata yang bertanggung jawab, untuk menahan laju degradasi ekosistem laut dan menurunnya populasi satwa unik akibat aktivitas manusia.
 
Apa yang dikemukan Aryo senada dengan yang diungkapkan oleh Nantarinka mengenai nasib Orm Sim, “Saya ingin kasus Orm Sim dapat memberikan pelajaran berharga bagi masyarakat bahwa kepercayaan mereka melemparkan koin pada kolam berisi hewan hidup dapat memberikan keberuntungan adalah salah. (Kenyataannya) hanya menyakiti binatang tersebut.”
 
Selamat jalan, Orm Sim, beristirahatlah dengan tenang.(f)
 
Baca juga:


Topic

#konservasi

 


polling
Seberapa Korea Anda?

Hallyu wave atau gelombang Korea masih terus 'mengalir' di Indonesia. Penggemar KDrama, Kpop di Indonesia termasuk salah satu yang paling besar jumlahnya di dunia. Lalu seberapa Korea Anda?