Trending Topic
Apa Kata Dennis Adhiswara, Prama Yodha, dan Andri Cung Soal Web Series?

26 Aug 2016


Foto: Dok. Pribadi

Cukup bermodal smartphone dan kuota internet, kini kita bisa menikmati tayangan berkualitas dengan cerita yang menarik, gambar yang bagus dan suara yang jernih. Tidak kalah dengan serial televisi ataupun film layar lebar. Bandung Survivor hanyalah salah satu di antara ribuan serial web Indonesia lainnya yang bisa kita tonton. Yuk, simak apa kata orang di balik layar web series yang jadi tontonan kekinian itu.

Dennis Adhiswara, 33, Produser
Lawan Televisi
Serial web merupakan perlawanan terhadap tayangan-tayangan di televisi yang cenderung monoton. Bagi saya, protes harus dilakukan dengan aksi, bukan sekadar kicauan. Melawan karya dengan karya. Meski begitu, saya yakin, adanya serial web tidak akan mematikan tayangan televisi. Tayangan televisi hanya akan berpindah mediumnya, dari televisi berbasis gelombang siaran menjadi televisi berbasis internet.

Saya yakin, ke depan akan ada saatnya memproduksi tayangan serial web menjadi sama sulitnya dengan produksi film. Alasannya, internet akan  makin berkembang. Di seluruh dunia konten mungkin tidak lagi diakses melalui internet yang sederhana, melainkan menggunakan gelombang seperti saat ini. Dengan begitu, rumus-rumus produksi dalam TV dan film akan dipakai kembali. Itu adalah hal yang pasti  dan kini sedang bergerak ke sana.


Andri Cung, 34, Sutradara Film
Platform Tepat
Serial web menjadi platform terbaik untuk menyampaikan sebuah pesan sosial. Seperti halnya saya membuat Kisah Carlo dengan tujuan meningkatkan kesadaran masyarakat akan HIV/AIDS. Platform internet memungkinkan karya menjangkau lebih luas target penontonnya sehingga pesan untuk meningkatkan kesadaran tersebut bisa sampai ke lebih banyak orang. Orang tidak perlu mengeluarka effort lebih untuk menonton.

Berbeda dari serial TV atau film panjang yang ditayangkan di bioskop, serial web akan bertahan selamanya di internet. Bahkan jangkauannya bukan lagi nasional, tetapi internasional. Di mana pun, selama orang memiliki akses internet, dia bisa menonton itu.
 

Prama Yodha, 22, Sutradara & Asisten Produser
Totalitas Berkarya
Ketika Sungai Majalengka tercemar, tebersit ide untuk membuat sebuah pesan sosial untuk masyarakat. Tapi, saya ingin membuat sesuatu yang berbeda untuk menyampaikan pesan tersebut. Ide membuat cerita zombi ada di kepala saya karena ide itu belum pernah ada di Indonesia.

Berhubung menggunakan dana mandiri, saya memerlukan waktu syuting hingga 6 tahun. Proses syuting dilakukan bersamaan dengan mengumpulkan dana. Tiap ada dana terkumpul saya akan lakukan syuting. Bujet terbesar saat itu memang digunakan untuk make up sekitar 200 cast zombi. Saya tidak ingin tanggung-tanggung. Karakter zombi harus digarap dengan serius dari segi make up karena merekalah inti dari cerita ini. (f)
 


Topic

#serialtv

 


polling
Seberapa Korea Anda?

Hallyu wave atau gelombang Korea masih terus 'mengalir' di Indonesia. Penggemar KDrama, Kpop di Indonesia termasuk salah satu yang paling besar jumlahnya di dunia. Lalu seberapa Korea Anda?