Trending Topic
Anis Hidayah, Migrant Care Bicara Tentang Kasus Pembunuhan Kim Jong-nam: “Saya Yakin Siti Aisyah Adalah Korban”

26 Feb 2017


Foto: Pixabay


Nama Siti Aisyah mencuat dalam berbagai pemberitaan media internasional sejak kasus terbunuhnya Kim Jong-nam, adik tiri pemimpin Korea Utara Kim Jong-un di Bandara Internasional Kuala Lumpur pada 13 Februari lalu. Siti Aisyah (25) bersama Doan Thi Huong (28) asal Vietnam diduga terlibat dalam pembunuhan Kim Jong-nam.
 
Sabtu (25/1), tim KBRI yang dipimpin oleh Wakil Duta Besar RI di Malaysia bisa menemui Siti Aisyah di penjara di Selangor. Mereka juga membawa tim pengacara yang ditunjuk untuk mendampingi Siti Aisyah.
 
Kepada femina, Anis Hidayah dari Migrant Care, lembaga advokasi hak-hak pekerja migran mengatakan pendampingan kekonsuleran ini sangat penting sepanjang Siti Aisyah menjalani proses hukum.
 
“Fase penyidikan merupakan saat paling rentan bagi Siti Aisyah, terutama saat menandatangani Berita Acara Perkara (BAP). Kadang-kadang, petugas yang bicara dengan bahasa Melayu dengan campuran bahasa Inggris di Malaysia bisa membingungkan. Dia belum tentu bisa menangkap maksud pertanyaan dengan baik. Kita akan rugi jika sampai ada pertanyaan-pertanyaan yang tidak ia pahami, tapi lalu BAP sampai tertandatangani,” Anis memaparkan.
 
Seperti yang dilansir oleh BBC pada (25/1), dalam pertemuan itu, Siti mengaku telah ditipu dan dibayar 400 Ringgit (Rp1,2 juta) oleh orang yang tampak seperti orang Jepang atau Korea, dan diberi cairan yang dikiranya minyak bayi. Ia diminta menyapukan kain ke wajah seorang pria untuk sebuah acara prank dengan kamera tersembunyi untuk televisi. Ia tidak tahu ternyata pria tersebut adalah Kim Jong-nam (46) kakak tiri pemimpin Korea Utara, Kim Jong-un. Sedangkan cairan yang dikira Siti Aisyah adalah minyak bayi ternyata adalah gas saraf VX yang masuk dalam golongan senjata pemusnah massal oleh PBB.
 
Buruh migran memang rentan diperdaya oleh sindikat kejahatan internasional. Anis bersama Migrant Care yang telah melakukan advokasi terhadap buruh migrant selama lebih dari 22 tahun memaparkan, di Tiongkok, 100 persen kasus TKI buruh migran wanita yang terancam hukuman mati merupakan kasus terpidana narkoba. Di Malaysia, 51 persen dari kasus terpidana mati juga korban sindikat narkoba.
 
“Potensi kasus Siti Aisyah sebagai korban tidak berbeda dengan kasus Mary Jane atau Merri Utami. Setiap orang punya potensi untuk diperdaya. Bukan soal korban naïf atau tidak. Usaha sindikat kejahatan internasional membujuk, memperdaya, memanipulasi dan mengeksploitasi korban sangat luar biasa. Siapa pun bisa terkena tipu daya mereka,” Anis menambahkan.

Baca juga:
Eksekusi Hukuman Mati Mengancam Korban Sindikat Narkoba, Salah Satunya, Merri Utami Asal Sukoharjo
 4 Terpidana Mati Kasus Narkoba Dieksekusi Hari Ini

Hingga saat ini, proses hukum masih bergulir di Malaysia. Di tanah air, tim Migrant Care turut mendampingi keluarga Siti Aisyah. Menurut Anis, keluarga buruh migran yang terjerat kasus hukum membutuhkan keyakinan bahwa anak atau orang tuanya tidak bersalah dan dukungan agar bisa mendapatkan proses hukum yang adil. Keluarga korban juga butuh dukungan secara moril, jangan sampai ada stigmatisasi dan penghakiman karena proses hukumnya masih terlalu dini.
 
“Kami selalu menekankan pada keluarga agar jangan terlalu merisaukan apa yang berkembang di pemberitaan. Materi yang sebenarnya ada di proses penyidikan dan baru berlangsung sepekan. Hal itu sangat meresahkan keluarganya. Orang tua korban jadi tidak bisa tidur dan tidak bisa makan, akhirnya jatuh sakit,” kisah Anis.
 
Pemberitaan tentang Siti Aisyah berkembang semakin luas di media. Di sisi lain juga menimbulkan penghakiman dan stigma terhadap Siti Aisyah dan keluarganya dari masyarakat. Hal ini sulit diantisipasi, terutama lewat pembicaraan di media sosial. Inilah yang perlu kita perhatikan sebagai netizen yang mengikuti pemberitaan di media.
 
Jurnalisme yang humanis, adil dan tidak menghakimi bisa membantu agar masyarakat bisa mengikuti perkembangan kasus dengan tetap menghormati prinsip-prinsip privasi. Jika Anda ingin memberikan dukungan atau komentar terhadap kasus ini, penting untuk tidak melekatkan stigma dan menjustifikasi, serta menghormati proses hukum yang sedang berjalan. Dalam banyak kasus, buruh migran selalu jadi korban,” tegas Anis. (f)
 


Topic

#PekerjaMigran, #SitiAisyah

 


polling
Seberapa Korea Anda?

Hallyu wave atau gelombang Korea masih terus 'mengalir' di Indonesia. Penggemar KDrama, Kpop di Indonesia termasuk salah satu yang paling besar jumlahnya di dunia. Lalu seberapa Korea Anda?