Reviews
Tak Hanya Kulineran, Dialog Santai Mengundang Tawa Jadi Kekuatan Aruna & Lidahnya

22 Sep 2018


Foto: Palari Films

Diadaptasi dari buku Aruna dan Lidahnya karya Laksmi Pamuntjak, akhirnya Palari Films menelurkan versi layar lebarnya. Tentu kita tak bisa berharap bahwa versi layar lebarnya ini akan bisa menampung jalan cerita dari buku dengan lengkap, karena tentu buku dan film adalah dua media yang berbeda.

Aruna dan Lidahnya sendiri bercerita tentang seorang ahli wabah bernama Aruna (Dian Sastrowardoyo) yang harus melakukan investigasi terkait kemungkinan terjadinya wabah flu burung di empat kota di Indonesia. Ia tak sendiri, tapi juga ditemani Farish (Oka Antara) yang merupakan mantan rekan kerja yang ditaksirnya, dan kedua sahabatnya, Bono (Nicholas Saputra) serta Nad (Hannah Al-Rashid) yang penggila makanan, yang akhirnya menjadikan perjalanan ini tak sekadar bekerja tapi juga momen berkuliner ria.

Awalnya, beberapa orang memandang remeh cerita dari buku ini yang dinilai akan sulit diangkat menjadi sebuah film karena hanya membahas soal makanan. Namun ternyata tidak di tangan Edwin, sebagai sutradara, yang mampu bekerja sama secara apik bersama Titien Wattimena sebagai penulis skenario.

Kita singkirkan sejenak tentang bagaimana Edwin bisa membuat setiap adegan masak dan makan nampak menggiurkan yang seketika membuat tiap penontonnya merasa lapar di dalam bioskop. Hal lain yang menjadi nilai tambah dari film ini adalah bagaimana tiap dialog dapat begitu mengalir cair, tanpa terasa seperti dibuat-buat.

Beberapa adegan, lirikan mata, dan celetuk ringan juga akan mengundang tawa. Tunggu sampai Anda menonton film ini, baru mengerti apa yang dimaksud.  

Edwin mengakui ini mampu terwujud karena ia membuka ruang selebar-lebarnya bagi para aktor, 
Dian Sastrowardoyo, Nicholas Saputra, Hannah Al-Rashid dan Oka Antara untuk melakukan improvisasi dalam berlakon. Di samping itu, ini berkat jalinan percakapan yang realistis yang ditulis Titien.

“Kemudian skenario tersebut menjadi lebih terasa nyata karena para aktornya berhasil merealisasikannya seperti sebuah percakapan yang biasa kita dengar di warung makan ketika ada sekelompok orang sedang ngobrol,” papar Edwin.

Kerja sama yang apik antar para sineas yang terlibat di dalamnya, berhasil membuat Aruna dan Lidahnya tak sekadar bicara tentang makanan. Bahasan tentang romansa, pertemanan, hingga politik jadi bumbu manis yang membuat para penontonnya menikmati film ini.


Penasaran? Saksikan Aruna dan Lidahnya di bioskop-bioskop kesayangan Anda mulai 27 September 2018. (f)


Baca Juga :

Petualangan Rasa Aruna dan Lidahnya
Cerita Dian Sastrowardoyo Tentang Lorjuk di Jakarta Eat Festival 2018
Berperan Sebagai Ahli Wabah, Ini Persiapan Dian Sastrowardoyo Untuk Film Aruna dan Lidahnya





 
 


Topic

#filmindonesia, #arunadanlidahnya

 


polling
Seberapa Korea Anda?

Hallyu wave atau gelombang Korea masih terus 'mengalir' di Indonesia. Penggemar KDrama, Kpop di Indonesia termasuk salah satu yang paling besar jumlahnya di dunia. Lalu seberapa Korea Anda?