Reviews
Storks, Selebrasi Kehidupan Lewat Jasa Pengantar Bayi

24 Sep 2016


Foto & Trailer: Dok. Warner Animation Group
 
“Bayi berasal dari burung bangau.” Begitulah cerita klasik turun-temurun orang tua untuk anak kecil yang ingin mengetahui asal mula bayi. Namun bagi film Storks, buah karya sutradara Nicholas Stoller dan Dough Sweetland, jasa pengantar bayi bernama Cornerstone menjadi bagian sentral. Di Stork Mountain, bangau-bangau dengan bangga mengantarkan bayi kepada pasangan suami-istri yang menginginkan momongan. “Always deliver,” demikian tagline Cornerstone. Sayangnya, kesalahan seekor bangau dalam pengiriman bayi mendorong perusahaan itu beralih membuka jasa pengiriman barang.

Delapan belas tahun kemudian, Junior (disulihsuarakan oleh Andy Samberg), bangau kebanggaan Cornerstone akan segera naik pangkat. Bosnya, Hunter, menjanjikan promosi itu apabila Junior memecat Tulip, dahulu bayi ‘produksi’ terakhir yang terpaksa dipekerjakan. Junior, terlena dengan iming-iming jabatan baru, tidak tega untuk memecat Tulip yang ceroboh dan yatim piatu. Rentetan kecerobohan Tulip akibat keputusan sembrono Junior membuatnya mengaktifkan pabrik pembuatan bayi dan tanpa sengaja menciptakan seorang bayi perempuan. 

Merasa bertanggung jawab, Junior dan Tulip berusaha untuk mengantarkan bayi tersebut ke rumah keluarga Gardner secara diam-diam. Anak dari pasangan Henry (Ty Burrell) dan Sarah (Jennifer Anniston) yang sibuk, Nate Gardner, menginginkan seorang adik kecil. Tentunya perjalanan untuk mengantar si bayi berambut merah muda itu tidak semulus yang dibayangkan. Ada Pigeon Toady, burung eksentrik yang mengincar promosi Junior; gerombolan serigala menyeramkan yang berubah 180 derajat ketika melihat kepolosan bayi, hingga sekumpulan pinguin dengan gaya ala mafia.

Agaknya film animasi produksi Warner Animation Group itu akan mengingatkan para orang tua pada ‘serunya’ dinamika mengasuh anak. Upaya Junior dan Tulip untuk memberi makan hingga menenangkan tangisan si bayi mengingatkan orang tua akan tingkah polah bayi di rumah. Belum lagi pertarungan ‘sunyi’ para penguin semata-mata supaya si bayi tidak bangun dari tidurnya. Agenda keluarga Gardner merenovasi rumah menjadi sentilan untuk orang tua agar rela mengesampingkan pekerjaan sebelum melewati masa-masa pertumbuhan anak dan tidak luput mengawasi anak ketika beraktivitas.

Film berdurasi 100 menit ini menjadi sebuah selebrasi kehidupan yang tecermin pada kepolosan dan kesucian bayi. Hampir seluruh tokoh di dalamnya menunjukkan sisi terbaik mereka setiap kali bersentuhan dengan sosok menggemaskan tersebut. Junior yang bertindak praktis langsung salah tingkah, bahkan serigala yang sadis pun langsung dibutakan oleh cinta.

Orang tua perlu waspada apabila anak melihat tokoh-tokoh bayi diperlakukan seakan mereka tidak dapat terluka dalam adegan-adegan film yang penuh energi ini. Suatu kali, si bangau menjatuhkan pesawat yang mengantarkan si bayi tanpa sengaja. Dan tentu saja, karena ini adalah film animasi, si bayi masih sehat walafiat. Beri pengertian pada si kecil bahwa itu hanya bisa terjadi di dalam film.

Sang sutradara, Nicholas Stroller juga adalah penulis naskah Storks. Inspirasinya ia dapatkan dari pengalamannya sebagai ayah dari dua anak. Ia memberikan gambaran apa adanya mengenai bayi sebagai pemberi harapan akan dunia yang penuh kasih dan kehangatan. Anda pasti akan  turut jatuh hati. Tema tersebut juga tersirat melalui soundtrack dari Jason Derulo yang menulis dan membawakan lagu “Kiss the Sky”. Sementara lagu “Holdin’ Out” dari The Lumineers menutup film secara apik. Jangan lupa ajak si kecil menontonnya di akhir pekan ini. (f)
 
 
Simak trailernya di sini:
 
 


Topic

#ResensiFilm

 


polling
Seberapa Korea Anda?

Hallyu wave atau gelombang Korea masih terus 'mengalir' di Indonesia. Penggemar KDrama, Kpop di Indonesia termasuk salah satu yang paling besar jumlahnya di dunia. Lalu seberapa Korea Anda?