Profile
Setelah Kalah di BCA Indonesia Open Super Series Premier 2016, Debby Susanto Mengincar Gelar Olimpiade

1 Jun 2016


Foto: dok. Femina

Nama Debby Susanto mencuat setelah menjuarai ganda campuran All England 2016 bersama Praveen Jordan. Maklum, saat itu pasangan nomor satu Indonesia, Liliyana Natsir/Tontowi Ahmad yang lebih diandalkan untuk merebut juara. Ternyata, justru pasangan Debby/Praveen yang bersinar dengan mengalahkan pasangan Denmark, Christinna Pedersen/Joachim Fischer Nielsen, 21-12, 21-17, di babak final.
 
“Saya merasa sangat bangga karena bisa meraih prestasi ini,” ujar Debby ketika diwawancara Femina beberapa waktu lalu di pelatnas.
 
Perjuangan Debby/Praveen tidaklah mudah untuk menjadi juara. Di babak semifinal, mereka harus bertemu dengan pasangan nomor satu dunia asal Tiongkok, Zhang Nan/Zhao Yunlei. Rekor pertemuan mereka pun cukup buruk, 0-7 untuk keunggulan Tiongkok. Namun ternyata, nih, di semifinal tersebut Debby/Praveen berhasil memperoleh kemenangan pertama mereka, 21-19, 21-16.
 
“Zhang Nan/Zhao Yunlei merupakan pasangan yang paling saya segani. Bagaimana pun, mereka peringkat satu dunia, juara dunia, juara olimpiade. Namun di balik sosok mereka sebagai juara, mereka adalah pasangan yang paling ramah di luar lapangan,” ujar Debby yang mengakui kalau All England merupakan turnamen favoritnya.
 
Kesuksesan Debby meraih juara All England bersama Praveen membuat banyak fans yang menjodohkan keduanya. Begini, nih, pendapat Debby tentang Praveen.
 
“Praveen, tuh, cuek banget. Saking cueknya, dia bisa nggak melihat keadaan sekitar. Kadang dia juga malas latihan. Namun, dia sebenarnya bisa diajak kerja sama. Di lapangan, sih, nggak ada masalah. Kami bisa saling menerima kritik dan pendapat, jadi benar-benar seperti teman,” jelas Debby.
 
Untuk menjaga kondisi tubuh, Debby pun menjaga asupan makanan. Sudah dua tahun ini dia tidak makan gorengan. “Namun, saya tidak bisa menolak bakmi, he he he,” tambahnya.
 
Jika sedang tidak latihan, di akhir pekan Debby menghabiskan waktu dengan berjalan-jalan bersama keluarga. Kadang, dia juga menyalurkan hobinya dengan memasak. Lalu, apa target Debby selanjutnya?
 
“Banyak, ya, karena sejumlah pertandingan sudah menunggu di depan mata, termasuk Australia Open dan Olimpiade. Maunya, sih, saya bisa juara di tiap turnamen,” ujarnya.
 
Sayang, di turnamen BCA Indonesia Open Super Series Premier 2016 yang berlangsung 30 Mei-5 Juni 2016 di Istora Senayan,  Debby/Praveen kalah di babak pertama dari pasangan muda Tiongkok, Lu Kai/Huang Yaqiong.
 
“Setelah All England, permainan kami sudah dipelajari lawan. Mereka jadi lebih waspada dan tahu pola permainan kami seperti apa. Kami seharusnya keluar dari pola itu. Saat ini kami hanya berpikir menuju Olimpiade Rio de Janeiro. Ini adalah pelajaran luar biasa buat kami,” kata Debby seperti yang dikutip dari badmintonindonesia.org.
 
Semoga bisa menang di turnamen berikutnya, ya! Ingin melihat hasil interview Femina dengan Debby? Cek videonya di sini….


 
 
 
 
 


Topic

#bulutangkis

 


polling
Seberapa Korea Anda?

Hallyu wave atau gelombang Korea masih terus 'mengalir' di Indonesia. Penggemar KDrama, Kpop di Indonesia termasuk salah satu yang paling besar jumlahnya di dunia. Lalu seberapa Korea Anda?