Money
Atasi Inflasi dengan Investasi Emas

18 May 2017


Foto: Fotosearch

Tidak ada kata terlambat untuk memperbarui kondisi keuangan. Jika tahun lalu gaji cenderung habis untuk bersenang-senang, kali ini kita bisa mulai berinvestasi. Nah, salah satu instrumen investasi yang dapat dijajal adalah emas.
 
Dibanding saham, emas merupakan jenis investasi yang lebih stabil. Nilai saham, tuh, bisa drop hingga 50%--seperti yang pernah dialami di era krisis moneter di tahun 1998 dan 2008 lalu. Namun, ini nggak berlaku untuk emas. Meski beberapa terakhir harga emas cenderung melemah, jumlah penurunan harganya jarang melebihi 20%.
           
Di satu sisi, nilai emas yang cenderung stabil juga diikuti dengan kenaikan harga yang tidak terlalu drastis. Setelah turun 50%, nilai saham dapat meningkat hingga 100% di tahun berikutnya. Sedangkan emas, umumnya memberikan return 7-10 % tiap tahunnya—mengikuti inflasi—meski pernah juga mencapai 25% saat investasi emas sedang populer beberapa tahun lalu.
           
Meski begitu, instrumen investasi satu ini tetap menarik, tuh, untuk dijadikan investasi jangka panjang karena nilainya yang lebih stabil. Risiko kita untuk mengalami kerugian besar pun berkurang.
           
“Dengan berinvestasi emas, setidaknya kita dapat menutup biaya inflasi di tahun-tahun berikutnya. Misalnya, 10 tahun mendatang kita nggak kekurangan uang untuk biaya sekolah anak. Jika hanya menabung konvensional, uang kita untuk biaya pendidikan akan kurang karena bunga bank tidak menutupi biaya inflasi,” jelas perencana keuangan Indra Hadiwidjaja, CFP. (f)
 
Baca juga:
4 Taktik Restoran Membuat Pelanggan Boros
Apakah Investasi Unit Link Menguntungkan?
Mengatur Investasi Saat Pindah Ke Luar Negeri


Topic

#investasi

 


polling
Seberapa Korea Anda?

Hallyu wave atau gelombang Korea masih terus 'mengalir' di Indonesia. Penggemar KDrama, Kpop di Indonesia termasuk salah satu yang paling besar jumlahnya di dunia. Lalu seberapa Korea Anda?