Foto: Pixabay
Kesadaran menjalani gaya hidup sehat dan keinginan untuk memiliki tubuh ideal membuat tingkat partisipasi wanita dalam olahraga meningkat, lima tahun terakhir ini. Pusat-pusat kebugaran pun dibanjiri member wanita. Belum lagi olahraga di area terbuka seperti freelastic. Banyaknya ajang olahraga, seperti lari 10 kilometer, maraton, trail run, dan bersepeda, membuat gaya hidup ‘berkeringat’ ini makin hit. Namun, seiring itu, insiden cedera olahraga pada orang awam pun makin sering terjadi. Apa yang perlu kita ketahui tentang cedera olahraga?
Tidak semua kondisi cedera olahraga membutuhkan konsultasi atau bantuan dokter, dalam hal ini adalah dokter spesialis kedokteran olahraga. Seseorang perlu bantuan dokter bila tingkat keparahan cedera tergolong sedang hingga berat. Beberapa tanda cedera yang masuk golongan sedang hingga berat yaitu:
>> Ada bengkak nyata dan cepat.
>> Nyeri hebat.
>> Terjadi penurunan rentang gerak sendi atau tidak bisa berjalan.
>> Terjadi deformitas (perubahan bentuk) anggota gerak. Hal ini bisa menjadi gejala dislokasi sendi atau
patah tulang.
“Cedera yang demikian perlu pemeriksaan lebih lanjut atau penunjang untuk membantu menguatkan diagnosis dan menentukan apakah terapinya bisa secara konvensional saja atau membutuhkan pembedahan dan rehabilitasi intensif,” tutur dr. Rachmad Wishnu Hidayat, Sp.KO, Dosen Luar Biasa Ilmu Kedokteran FKUI, Jakarta.(f)
Konsultan:
dr. Rachmad Wishnu Hidayat, Sp.KO, Dosen Luar Biasa Ilmu Kedokteran FKUI, Jakarta; Dokter Andi Kurniawan, Sp.KO dari Sports Medicine Centre Jakarta
Baca juga:
Cara Efektif Olahraga dengan Aplikasi
5 Tanda Harus Berhenti Olahraga
Porsi Olahraga yang Pas untuk Kesehatan Jantung
Topic
#cederaolahraga