Health & Diet
Gejala dan Penanganan Psikosomatik

21 Oct 2016


Foto: Fotosearch
 
 
Apakah Anda pernah merasa sakit maag atau dada sesak, namun setelah pemeriksaan medis, dokter mengatakan Anda tidak apa-apa? Bisa jadi Anda mengalami psikosomatik.

Menurut ahli kejiwaan, dr. Suryo Dharmono, SpKJ (k), pengajar di Departermen Psikiatri FKUI, pada psikosomatik, apa yang dikeluhkan penderita tidak sesuai dengan fakta objektif yang ditemukan pada hasil pemeriksaan medis dan pemeriksaan penunjang lainnya, seperti cek laboratorium.

Psikosomatik secara harfiah diterjemahkan sebagai berbagai keluhan fisik (somatis) yang disebabkan atau dipengaruhi oleh faktor psikologis atau psikososial. Keluhan-keluhan ini bisa meliputi sistem pernapasan, kardiovaskuler (jantung dan pembuluh darah), kulit, pencernaan, dan urogenital.

Bentuk keluhan pada setiap orang bisa bermacam-macam, tergantung pada sistem tubuh yang diserang. Semua gejala ini sebenarnya merupakan mekanisme pertahanan tubuh untuk melindungi diri dari serangan emosional atau psikis bertubi-tubi yang datang dari pikiran bawah sadar Anda.

Pada dasarnya, keluhan psikosomatik bergantung pada kemampuan seseorang mengontrol stres. Pada psikosomatik, ketidakmampuan untuk mengontrol stres dipindahkan pada keluhan-keluhan fisik. Tidak heran, ketika sedang stres, orang kerap terserang nyeri di bagian dada, jantung berdebar lebih keras dan kencang, atau mengalami gangguan pencernaan. Makin tinggi tingkat stres, makin berat keluhan yang dirasa.

Profil penderita biasanya terkait dengan orang-orang yang ambisius, perfeksionis, dan sangat berpatokan pada target. Mereka memang lebih rentan terhadap serangan psikosomatik. Karakter ini akan mempersepsi lingkungan menjadi lingkungan berstres tinggi.

Psikosomatik bisa dikelola apabila kita mampu mengelola stres.  Namun, sama seperti umumnya masalah kejiwaan, kemunculan psikosomatik bisa dikendalikan. Caranya dengan mengelola stres dan mengontrol respons terhadap stres.

Untuk gangguan psikosomatik yang berkepanjangan, biasanya dokter akan meresepkan antidepresan yang sesuai. Tidak seperti obat penenang atau antitesa, obat antidepresan tidak mengakibatkan ketergantungan pada pasien, sehingga aman dikonsumsi dalam jangka panjang. (f)


Topic

#psikosomatik

 


polling
Seberapa Korea Anda?

Hallyu wave atau gelombang Korea masih terus 'mengalir' di Indonesia. Penggemar KDrama, Kpop di Indonesia termasuk salah satu yang paling besar jumlahnya di dunia. Lalu seberapa Korea Anda?