Health & Diet
Banyak Diderita Anak, Ini Gejala Anemia yang Harus Diwaspadai Orang Tua

7 Aug 2018



Dok: Pexels


Berdasarkan laporan Anemia Convention 2017, prevalensi anemia di Asia Tenggara dan Afrika mencapai 85%, dengan wanita dan anak-anak sebagai penderita terbanyak. Terdapat 202 juta wanita di Asia Tenggara dan 100 juta wanita di Pasifik Barat berusia 15-49 tahun yang terjangkit anemia.

Sementara secara global, 41,8% wanita hamil dan hampir 600 juta anak usia prasekolah dan usia sekolah menderita anemia, di mana 60% dari kasus wanita hamil dan sekitar setengah dari kasus anemia pada anak disebabkan oleh kekurangan zat besi.

Seperti diketahui, anemia merupakan kondisi ketika jumlah sel darah merah atau konsentrasi pengangkut oksigen dalam darah (Hb) tidak mencukupi kebutuhan fisiologis tubuh. Orang tua sering kali tidak menyadari gejala anemia pada anak, sehingga terlambat menyadari kehadiran penyakit ini pada anak mereka.

Gejala anemia pada anak seperti kehilangan selera makan, sulit fokus, penurunan sistem kekebalan tubuh dan gangguan perilaku. Orang awam lebih mengenalnya sebagai gejala 5L (lesu, lemah, letih, lelah, lunglai), wajah pucat, dan kunang-kunang.

Tercukupinya nutrisi dalam 1000 hari pertama kehidupan merupakan kebutuhan mutlak bagi setiap anak, dan ini harus dimulai sejak bayi masih dalam kandungan. Ginekolog MA. Corazon Zaida N. Gamila, M.D., FPOGS dari Filipina dalam acara Merck Pediatric Forum 2018 mengungkapkan peran zat besi sebagai salah satu mikronutrisi yang dibutuhkan ibu hamil selama kehamilan yang menentukan kualitas kesehatan anak dimasa depan. Anemia Defisiensi Besi (ADB) pada ibu hamil meningkatkan risiko terjadinya pendarahan, pre-eklamsia, dan infeksi. Ibu hamil yang menderita ADB juga berisiko melahirkan bayi dengan berat lahir rendah, bayi dengan anemia ataupun kekurangan zat besi, bahkan kematian pada bayi.”

Dr. Murti Andriastuti Sp.A(K), Ketua Satuan Tugas Anemia Defisiensi Besi, Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI) yang menghadiri forum yang sama menjelaskan bahwa Anemia Defisiensi Besi (ADB) merupakan masalah kesehatan yang umum terjadi pada anak-anak. “Komplikasi jangka panjang ADB dapat meliputi gangguan sistem kardiovaskular, sistem imun, gangguan perkembangan, psikomotor serta kognitif,” kata Murti. 

Anemia dapat disembuhkan, namun komplikasi yang timbul dapat bersifat permanen dan tidak dapat diperbaiki. Murti menyarankan untuk memberikan suplementasi zat besi kepada anak sejak dini, sebelum defisiensi besi pada anak menjadi Anemia Defisiensi Besi. (f)

Baca Juga: 
Ini Cara Penuhi Kebutuhan Nutrisi Harian Agar Anak Tidak Terserang Anemia
Bahaya Air Putih untuk Bayi
4 Cara Merangsang Motorik Anak

 

Faunda Liswijayanti


Topic

#anemia, #anak

 


polling
Seberapa Korea Anda?

Hallyu wave atau gelombang Korea masih terus 'mengalir' di Indonesia. Penggemar KDrama, Kpop di Indonesia termasuk salah satu yang paling besar jumlahnya di dunia. Lalu seberapa Korea Anda?